Kampanye di Maros, NH Gagas Terobosan Tingkatkan Produksi Pertanian
Maros, Rakyat News – Calon Gubernur Sulsel nomor urut satu, Nurdin Halid melanjutkan agenda kampanyenya di Kabupaten Maros. Pasangan Abdul Aziz Qahhar Mudzakkar ini melakukan kampanye dialogis terbatas di Dusun Rumbia, Desa Tanete, Kecamatan Simbang, Senin (12/3) siang.
Ketua Dewan Koperasi Indonesia ini menyatakan keseriusannya dalam membenahi sektor pertanian di Sulsel, khususnya di Kabupaten Maros. Salah satu perhatian utamanya ialah mengoptimalkan lahan persawahan demi memperoleh produksi maksimal.
“Saya pernah berkunjung ke Daejeon di Korea Selatan, juga ke Vietnam, produksi sawahnya bisa 10 sampai 12 ton pertahun. Dulu kita yang mengajari Vietnam untuk menanam padi, tapi sekarang kita yang diimpor,” bebernya.
Karena kondisi tersebut, ia pun menggagas sejumlah terobosan agar produksi pertanian di Sulsel dapat berdaya saing secara global. Di antaranya, menyiapkan teknologi mutakhir dan sarana prasaran untuk menunjang pekerjaan petani.
“NH-Aziz akan nenyiapkan teknologinya supaya bisa memanen lima kali dalam setahun agar produktivitas tinggi. Tidak perlu mencetak sawah, tetapi bagaimana sawah yang ada ditingkatkan produksinya sehingga produktivitas sawah meningkat,” tuturnya.
Lebih lanjut, Ketua Koorbid Pratama DPP Partai Golkar ini berkomitmen membenahi infrastruktur pertanian. Infrastruktur yang dimaksud seperti penyediaan irigasi, pertanian, dan bendungan sehingga sawah tidak lagi hanya mengandalkan tadah hujan.
Tak hanya itu, NH juga akan menyediakan bibit unggul secara gratis kepada kelompok tani. Mantan Kepala Puskud Hasanuddin ini juga menjamin ketersediaan pupuk dengan harga terjangkau.
“Nanti yang boleh mendistribusikan pupuk hanya BUMDes, koperasi, dan kelompok tani. Tengkulak tidak dibolehkan, jadi kita tahu siapa pihak yang membuat pupuk langka,” ujarnya.
Terobosan-terobosan NH dalam sektor pertanoan sekaligus menjawab aspirasi warga Je’ne Taesa, Kecamatan Simbang, Haji Duddin. Ia mengharapkan adanya bantuan pemerintah dalam pengelolaan lahan pertanian.
“Masyarakat Simbang pada umumnya petani. Yang menjadi kendala sekarang di pengelolaan tanah, begitu panen, dikerja lagi. Sehingga diperlukan mekanisme pengolahan tanah yamg lebih besar, pakai traktor kecil itu lama baru sawah bisa ditanami,” tandasnya. (*)
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan