RAKYAT.NEWS, MAROS – Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop), Farida Farichah, menegaskan bahwa pembangunan Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih di Desa Bontomatene, Kecamatan Mandai, Kabupaten Maros, bertujuan untuk menghadirkan pusat ekonomi yang sepenuhnya dimiliki dan dimanfaatkan oleh masyarakat desa.

Pernyataan itu disampaikan Wamenkop saat melakukan peletakan batu pertama (ground breaking) pembangunan Kopdes, Selasa (2/12/2025).

Acara tersebut turut dihadiri Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT), Yandri Susanto, Bupati Maros Chaidir Syam, perwakilan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, unsur Forkopimda Maros, serta jajaran Apdesi Merah Putih.

Dalam sambutannya, Wamenkop Farida menekankan pentingnya partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan keberadaan Kopdes sebagai pusat transaksi dan layanan kebutuhan sehari-hari.

“Kopdes Merah Putih Bontomatene ini benar-benar menjadi milik masyarakat di desa ini, sehingga partisipasi masyarakat yang ada di desa yang ada juga jumlahnya hampir 11 ribuan. Kita berharap maksimal untuk bisa bergabung menjadi anggota memanfaatkan fasilitas yang sudah kita bangun ini menjadi tempat transaksi untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari,” ujarnya.

Farida menjelaskan bahwa Kopdes tidak hanya bergerak di sektor layanan kebutuhan pokok, tetapi juga akan menjadi pusat hilirisasi hasil bumi masyarakat.

“Juga menjadi tempat offtaker hasil bumi dari masyarakat untuk diolah di koperasi dan dikembalikan lagi dijual ke masyarakat, nanti keuntungannya dalam bentuk SHU, bisa dibagi lagi akhir tahun untuk masyarakat,” jelasnya.

Ia menegaskan bahwa konsep Kopdes dirancang sebagai wadah ekonomi yang dibangun atas dasar kebersamaan.

“Jadi ini sebagai komitmen dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat,” katanya.

Kopdes Merah Putih Bontomatene nantinya dilengkapi enam gerai layanan serta satu gudang multifungsi.

“Ada enam gerai dan satu gudang, ada gerai sembako, klinik, apotek, logistik, simpan pinjam dan gudang. Gudang ini kita maksimalkan untuk usaha sesuai potensi desanya. Kalau mayoritas petani gabah, nah ini nanti dijual oleh Kopdes dan dikeringkan dan dijual lagi,” paparnya.

YouTube player