Hasil penelitian menunjukkan bahwa literasi lingkungan, yakni pengetahuan, sikap serta kesadaran ekologis di kalangan anak muda bisa membentuk perilaku pro-lingkungan. Contoh konkrit seperti terlibatnya generasi muda dalam berbagai aktivitas daur ulang, pengurangan sampah, hingga partisipasi konservasi.

Untuk konteks lokal seperti di Luwu, generasi muda yang sadar lingkungan bisa membantu mengurangi beban masalah sampah. Bagi para siswa mereka terlibat dalam upaya menjaga kebersihan lingkungan sekolah serta ikut serta dalam program lingkungan lainnya seperti penghijauan, pengelolaan plastik, atau kampanye iklim.

Bentuk Pelaksanaan Edukasi & Sosialisasi di Luwu

Berdasarkan informasi dari situs resmi DLH Luwu, pelaksanaan edukasi dan sosialisasi mencakup:

  • Pendidikan dan pelatihan lingkungan hidup bagi masyarakat umum
  • Program Kampung Iklim: Sosialisasi terkait perubahan iklim dan adaptasi di tingkat lokal.
  • Pelibatan komunitas dan kerjasama: DLH mengajak masyarakat dan sektor swasta untuk kolaborasi. Misalnya dalam pengelolaan sampah, penghijauan, serta pemantauan kualitas lingkungan.

Kesimpulan

Upaya edukasi dan sosialisasi lingkungan yang dilakukan oleh DLH Luwu merupakan langkah penting dan strategis untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi generasi muda dalam menjaga lingkungan. Dengan program seperti pengolahan sampah plastik, Kampung Iklim, penyuluhan lingkungan, dan kolaborasi komunitas, DLH telah membuktikan komitmen demi terciptanya budaya peduli lingkungan yang berkelanjutan di Luwu.

Tantangan seperti keterbatasan sumber daya, kesadaran masyarakat yang belum merata menjadi faktor kritis yang harus diatasi agar dampak edukasi benar-benar terasa. Dengan komitmen kuat, kolaborasi luas, dan partisipasi aktif generasi muda, program lingkungan di Luwu berpeluang besar membentuk masa depan yang lebih bersih, sehat, dan lestari.