Makassar, Rakyat News – “Mister Komitmen”. Julukan lain yang disematkan ke Ichsan Yasin Limpo, karena perbuatan dan tindakannya selalu beriringan, untuk kesekiankalinya memberikan teladan bagi kita semua.

Pantang melanggar aturan dan komitmen memang benar-benar ditunjukkan pasangan Andi Mudzakkar ini. Termasuk kala melakukan kampanye dan silaturahmi selama tiga hari berturut-turut di Selayar, Bulukumba dan Sinjai.

Di lokasi terakhir yang dikunjunginya di Sinjai, Sabtu (24/3/2018) malam, Ichsan YL kembali menunjukkan pembelajaran politik dengan menolak memberi sambutan atau orasi politik di kediaman pribadi Abd Haris Umar, ketua DPRD Sinjai.

Meski di tempat itu berada di wilayah pelosok, namun Ichsan YL tetap pada pendiriannya, meski ia juga sangat gelisah untuk bicara mengenai program yang ingin direalisasikannya.

“Saya mohon maaf tidak bisa memberi sambutan, karena aturan penyelenggara (KPU/Bawaslu) itu hanya sampai sore jika orasi politik atau kampanye di depan banyak orang. Jadi saya cukup menyanyi saja,” kata Ichsan YL di depan keluarga dan warga yang datang begitu mengetahui ada Ichsan dan rombongan singgah di kediaman Haris.

Usai menyanyi bersama istrinya Hj Novita Madonza Amu, Ichsan kemudian meminta pamit untuk balik ke Makassar setelah seharian berkeliling temu tokoh dan kampanye tertutup di Sinjai.

Saat ditanya alasannya tidak memanfaatkan momen di malam hari untuk bersosialisasi, Ichsan memberi jawaban yang mencengankan. Menurutnya, jangan pernah membiasakan melanggar aturan.

“Pemimpin itu jangan biasakan melanggar aturan. Itu tidak baik,” jawab Ichsan, seperti rilis yang dikirim tim media pasangan independen di Pilgub Sulsel ini.

Selain itu, Ichsan juga mengingatkan, agar siapapun itu, termasuk pemimpin, atau kandidat, agar tidak piawai bersilat lidah membohongi rakyatnya.

“Jadi pemimpin itu jangan suka berbohong atau membohongi rakyatnya. Kalau pemimpin suka berbohong, maka rakyat akan meminta pertanggungjawabannya,” tegas Ichsan YL.

Entah siapa yang disindir Ichsan dengan pemimpin berbohong. Namun jika mengurai, bisa saja ditujukan ke pihak tertentu yang diduga pernyataan dan fakta sangat bertolakbelakang.

Misalnya mengklaim banyak strawberry di wilayahnya, tapi kenyataannya justru ada di Gowa. Begitu juga soal mega proyek, kebanyakan hanya peletakan batu pertama. Tapi setelah itu tak kunjung terealisasi.

Lalu, diduga menggembor-gemborkan hasil kerjanya demi pencitraan. Tapi lagi-lagi, hasilnya sangat keropos. Mengklaim internasional, namun faktanya justru tipe rendah.

Ichsan diberbagai kesempatan juga menegaskan, siapapun itu yang suka membohongi rakyat, maka belum pantas disebut sebagai pemimpin. (*)