Makassar, Rakyat News – Pasca memenangkan sengketa pencalonan Danny Pomanto-Indira Mulyasari Paramastuti di Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PT TUN) Kota Makassar pekan lalu.

Duet Munafri Arifuddin-Andi Rachmatika Dewi yang dikenal merakyat, santun dan religius makin gencar bersosialisasi ke lorong-lorong di Kota Makassar.

Temu warga hingga menggelar kampanye dialogis untuk memperkenalkan program unggulannya kian massif dilakukan.

Antusiasme warga Kota Makassar pun sangat besar menyambut sejumlah program unggulan Appi-Cicu. Seperti program penghapusan retribusi sampah dan subsidi Rp50 juta bagi ORT/ORW pertahunnya.

Itu tercermin saat Cicu menyambangi warga di Kelurahan Sambung Jawa, Cenderawasih Makassar, Selasa (27/3/2018).

Kehadiran Cicu di daerah tersebut tak disia-siakan oleh masyarakat setempat. Mereka ingin mendengarkan secara langsung seperti apa progran penghapusan retribusi sampah yang selama ini membebani masyarakat.

“Program yang digagas Appi-Cicu sangat pro rakyat. Dan program seperti inilah yang didambakan masyarakat selama ini,” kata Dg Sangkala, warga Sambung Jawa dihadapan Cicu.

Menurut dia, Makassar butuh pemimpin yang betul-betul memperhatikan masyarakat tanpa terkecuali.

Jangan pemimpin yang sudah terpilih lalu melupakan semua janjinya apalagi masyarakat.

“Pemimpin seperti ini tidak patut dicontoh,” sindirnya.

Sementara Andi Rachmatika Dewi dalam sambutannya, berharap warga memahami lebih detail program yang bakal dicanangkan untuk Kota Makassar yang lebih maju.

Ketua NasDem Kota Makassar ini menjelaskan, penghapusan retribusi sampah bukan berarti akan menghilangkan pekerjaan para pemungut sampah yang ada saat ini.

“Kabar itu tidak benar. Justru kita tetap kerja karena mereka digaji dari APBD bukan dari retribusi sampah,” kata Cicu.

Adapun mengenai insentif bagi ORT Rp50 juta pertahun, itu untuk meminimalisir ketimpangan pembangunan yang terjadi selama ini di Makassar.

“Sekarang kan banyak sumbangan sukarela yang biasa membebani warga, dengan adanya insentif ORT, warga tidak perlu lagi mengeluarkan uang untuk sumbangan sukarela,” ucapnya.

Sambung cicu, sama halnya pengahapusan retribusi sampah, dirinya tidak ingin menjanjikan seperti sampah tukar beras namun tak terealisasi dengan baik di masyarakat.

“Percuma jaki sampahta ditukar beras kalau ujung-ujungnya terbebani jaki lagi iuaran sampah perbulan,” kata Politisi Perempuan pertama mewakili Indonesia mengikuti ajang Women Campaign School in Yale University Of USA 2016 lalu. (*)