Jakarta, Rakyat News – Sesi ketiga debat kandidat Pilgub Sulsel edisi II menampilkan masing-masing kandidat dalam menjawab pertanyaan panelis. Calon Gubernur Sulsel nomor urut satu, Nurdin Halid memperoleh pertanyaan terkait strategi dalam meredam tingginya angka pernikahan dini.

Pasangan Abdul Aziz Qahhar Mudzakkar ini pun menegaskan, pemerintahannya nanti akan berkomitmen untuk meredam fenomena pernikahan dini di Sulsel. Ia merasa prihatin atas dampak negatif yang dapat ditimbulkan karena pernikahan dini.

“Pernikahan dini di Sulsel yang cukup tinggi adalah sebuah fakta. Makanya dibutuhkan pemimpin yang benar-benar serius dan tegas untuk persoalan ini,” tuturnya.

Dampak negatif pernikahan dini itulah, kata NH, yang akan dijadikan modal dalam meredam angka pernikahan dini. Sehingga, masyarakat dapat menyadari secara komprehensif terkait bahaya pernikahan dini.

“Perlu ada penyadaran, artinya kita mencerahkan masyarakat untuk tidak melakukan pernikahan dini. Karena memang ini berdampak buruk, termasuk dalam kesehatan ibu dan anak nantinya,” tutur NH.

Selain penyadaran tersebut, Ketua Dewan Koperasi Indonesia ini juga akan melawan tingginya pernikahan dini melalui institusi agama. Bagi umat Islam, misalnya, pemerintah akan meningkatakn taraf kesejahteraan imam desa agar mampu menjalankan tugasnya dengan optimal, termasuk pencegahan pernikahan dini.

“Sehingga akan tercipta manusia berimana dan bertaqwa. Imam desa tidak boleh menyetujui adanya pernikahan dini,” bebernya.

Baru-baru ini, fenomena pernikahan dini mencuat di Kabupaten Bantaeng. Bahkan, persoalan ini turut menuai sorotan dari Kementerian Agama dan Kementerian Kesehatan. (*)