PT Huadi misalnya, Daeng Sila, menyebut sampai sekarang belum memiliki pasokan batu bara. Adapun kendala PT Titan lebih parah, dimana belum ada mesin produksi, meski sudah memiliki stok batubara. Kalaupun itu semua terpenuhi, ekspor nikel masih terkendala keberadaan pelabuhan yang memadai.

“Mustahil itu mau ekspor nikel perdana, kalau bahan untuk produksi saja belum lengkap. Masih banyak bengkalai masalahnya, belum lagi tidak ada pelabuhan representatif. Pelabuhan yang ada sekarang tidak bisa disandari kapal besar, bagaimana mau ekspor kalau begitu,” ujar Daeng Sila.

Menurut Daeng Sila, NA sebaiknya berhenti untuk terus menjanjikan hal-hal yang masih sulit untuk direalisasikan. Ia memprediksi sampai beberapa bulan ke depan, ekspor nikel perdana masih sulit untuk direalisasikan. (***)