Makassar, Rakyat News – Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad (AS), menghadiri deklarasi calon presiden yang diselenggarakan oleh Koalisi Rakyat Indonesia Timur untuk AS 2019 di Anjungan Pantai Losari, Kota Makassar, Sulsel, Senin, 7 Mei. Dalam orasinya, Abraham Samad mengajak masyarakat untuk memerangi dinasti politik yang masih mewarnai kehidupan demokrasi di Indonesia.

Menurut Abraham Samad, pilkada yang kerap diagung-agungkan untuk membawa harapan kesejahteraan kerap kali berbalik, terlebih tatkala dinasti politik semakin dilanggengkan. Dinasti politik juga membuat sistem pengkaderan dalam parpol menjadi amburadul, termasuk rekrutmen politik menjadi tidak sehat. “Politik dinasti pun kian mencorong dan semakin sohor,” ucap dia, Senin, 7 Mei.

Abraham Samad melanjutkan di daerah-daerah yang dinasti politiknya sangat kuat, rekrutmen hanya akan bersifat nepotisme. Semuanya, termasuk kekuasaan akan bertumpu pada silsilah keluarga, tidak ubahnya dengan rezim monarki absolut. Itu tentunya harus dilawan dan diperangi demi menghadirkan kehidupan berdemokrasi yang lebih baik.

“Pengelolaan sumber daya ekonomi pun hanya berputar di lingkaran pengikut dinasti. Pembagaian pos pengeluaran dalam APBN dan APBD terdistribusi rapi di sekeliling mereka,” ujar Abraham Samad.

“Mohon maaf bagi yang berada di lingkaran dinasti, silahkan ambil ampas dari yang sudah mereka bagi-bagi. Sungguh mengerikan, sekaligus menjinjikan,” sambung Abraham Samad.

Dinasti politik di Indonesia memang kerap masuk dalam pusaran korupsi. Sudah begitu banyak bukti, misalnya Dinasti Atut di Banten, Dinasti Kukar yang menjerat Rita Widyasari dan Syaukani Hasan Rais, Dinasti Cimahi yang menjerat Atty Suharti dan Itoc Tocjiha.

Selanjutnya, Dinasti Fuad di Bangkalan, Dinasti Klaten yang menjerat sang bupati Sri Hartini yang merupakan istri mantan bupati dan Dinasti Yasin Limpo yang menjerat Dewi Yasin Limpo yang merupakan adik kandung dari Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo. (**)