Rakyat News – Berdasarkan data pengguna Catchplay, penonton film streaming di Indonesia lebih banyak via ponsel pintar. Bukan hanya dari sisi jumlah, tapi durasi menonton para penikmat film lewat perangkat ini pun lebih besar angkanya ketimbang penonton streaming via desktop.

Data yang dikumpulkan Catchplay berdasarkan kebiasaan pengguna mereka di Indonesia. Catchplay adalah penyedia layanan video streaming asal Taiwan.

Catchplay sendiri cukup optimis menggarap pasar Indonesia lantaran melihat antusias pengguna di Indonesia yang lebih getol menonton ketimbang pengguna Catchplay di Taiwan.

“Kebiasaan pengguna dan pasar Indonesia sangat membuat kami bersemangat,” terang Daphne Yang, Chief Executive Officer Catchplay.

Rata-rata pengguna Catchplay di Indonesia menonton enam tontonan perbulan dengan durasi 42 menit pertontonan dan total 252 menit menonton per bulan.

Catchplay lantas membandingkan dengan data penggunanya di Taiwan. Di negara itu pengguna Catchplay rata-rata memutar 3 tontonan berdurasi 43 menit. Total durasi perbulannya hanya 153 menit saja.

Berdasarkan perangkat yang digunakan, pengguna iOS menonton lebih banyak ketimbang pengguna Android dan desktop. Perbandingan jumlah menit yang ditonton per pengguna adalah 1 (desktop): 2 (Android) : 2,7 (iOS).

Berdasarkan data inilah, Catchplay yakin bisa mendapat tempat di kalangan pecinta film tanah air. Meskipun platform streaming film memang hadir belakangan. Sebab, sebelumnya sudah ada pemain streaming film yang sudah lebih dulu mengarus. Sebut saja iFlix, Hoox, Viu, dan lainnya.

Selain didukung oleh kebiasaan menonton, faktor lain yang membuat Catchplay yakin bisa bersaing dengan para pemain streaming film yang sudah lebih dulu ada, adalah dengan mengandalkan perpustakaan film miliknya yang diklaim menampilkan judul-judul film bioskop  lebih cepat dari platform lain.

“Film yang tiga bulan lalu tampil di bioskop, dapat dipastikan sudah ada di perpustakaan film kami,” jelas  Yang.

Untuk memudahkan pengguna mendapatkan film dengan “rasa” yang tepat,  Catchplay menyediakan 21 genre film. Tiap genre menyediakan subgenre lain. Misal untuk genre Action, terdapat 33 subgenre di bawahnya agar pengguna mendapat pilihan tipe film action yang tepat.

Catchplay juga melengkapi judul-judul filmya dengan pemeringkatan dari IMDB, sinopsis, leterangan pemain dan pembuat film, hingga penghargaan yang didapat oleh film tersebut.

“Semuanya clickable, berbeda dengan VOD (video on demand) tradisional lainnya. Jadi pengguna bukan sekedar tahu, tapi bisa mencari film-film apa yang dibintangi aktor tertentu misalnya,” papar Yang.

Fitur lain yang diunggulkan Catchplay adalah kemudahan pengguna yang ingin melakukan streaming.

“Pengguna tak perlu memilih resolusi saat menonton, karena mereka kebanyakan hanya ingin menelan tombol play dan langsung menontong tanpa buffering,” tutur Yang.

Karenanya, aplikasi Catchplaylah yang akan menyesuaikan kualitas gambar streaming dengan kualitas kecepatan interenet yang diterima pengguna. Ke depan, Catchplay juga tengah menyiapkan fitur agar pengguna bisa memgunduh film terlwbib dulu dan menontonnya kapanpun secara offline.

Catchplay merupakan perusahaan yang sudah lama bermain di industri penyedia konten. Yang mengklaim Catchplay sebagai penyedia konten terbesar di Taiwan. Catchplay memulai usahanya sepuluh tahun lalu sebagai distributor film.

Dalam dua tahun belakangan, Catchplay juga mulai membuat konten film dan terlibat dalam pembuatan sejumlah film Hollywood seperti The Revenant dan Asassin Creeds.

Sumber : CNN Indonesia

YouTube player