MAKASSAR – Salah satu pemuda Desa Pakue, Tyas Eka Saputra prihatin dengan kondisi kerusakan wisata pantai bahari akibat abrasi.

Menurutnya, meski sempat menjadi salah satu objek wisata yang ramai dikunjungi orang, lokasi Pantai Bahari, Desa Pakue, Kecamatan Pakue Utara, Kabupaten Kolaka Utara, kini semakin memprihatinkan.

Baca Juga : Perempuan Dalam Penegakan Hukum Hak Asasi Manusia

Tergerusnya bibir pantai oleh derasnya gelombang air laut yang terus menghantam setiap hari memperparah area akibat abrasi pada kawasan tersebut.

Pinggiran pantai yang dulunya berdiri banyak pondok-pondok wisata maupun kios milik masyarakat kini tak ada satupun yang berdiri, semua tergerus oleh abrasi. Belum ada data yang pasti, namun terlihat jelas untuk posisi dermaga ini ada 50 meter lebih abrasi mengikis bibir pantai.

Kini lokasi pantai tersebut tak ada lagi aktivitas berarti. hanya kadang warga masih datang dan berkunjung untuk sekedar foto ataupun memancing.

Pemuda Desa Pakue Prihatian Kerusakan Wisata Pantai Bahari
Pembersihan Sekitar Wisata Pantai Bahari

Upaya telah dilakukan oleh masyarakat, pihak Pemerintah Kecamatan dan Desa, seperti perbaikan akses jalan ke Pantai Bahari, pembuatan panggung wisata, serta pembersihan sekitar pantai guna menarik wisatawan. Walaupun abrasi tetap ada setidaknya ada kinerja yang dilakukan untuk menghidupkan wisata pantai bahari.

“Kita akan usahakan karena ini urgensinya tinggi, meskipun kami sudah berupaya tetapi kami akan tetap berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Kolaka Utara, karena ini sudah sangat parah. Tindakan harus sesegera mungkin dan perlu ada kajian yang komrehensif untuk mengetahui kebijakan yang guna
meminilisasi abrasi Pantai Bahari Desa Pakue. Sebab objek wisata Pantai Bahari juga tempat mencari nafkah masyarakat dengan menjual potensi wisata dan potensi lokal lainnya dan juga di sini mereka memasarkan hasil kearifan lokal masyarakat Desa Pakue,” ungkap salah satu pemuda Desa Pakue, Tyas Eka Saputra.