Safari Ramadhan, Bupati Lutra Perkuat Silaturahmi Warga
Luwu Utara, Rakyat News – Safari Ramadan menjadi agenda rutin tahunan yang “wajib” dilaksanakan pemerintah daerah kabupaten/kota di seluruh Indonesia, termasuk di Kabupaten Luwu Utara.
Pemerintah Luwu Utara bahkan menyandingkan Safari Ramadan dengan program unggulan Semalam di Desa. Tidak hanya sekali dalam sebulan, seperti yang biasa dilakukan, tapi program Semalam di Desa diagendakan sebanyak 12 kali selama bulan ramadan.
Terdapat hal menarik dalam program Semalam di Desa yaitu adanya dialog antara pemerintah dan masyarakat. Masyarakat bertanya, pemerintah kemudian menjawabnya dengan solusi.
“Safari Ramadan ini rutin kita lakukan setiap tahunnya. Biasanya setelah berbuka kita langsung pulang. Namun tahun ini agak berbeda, kita melakukan Safari Ramadan dengan berbuka terlebih dahulu, kemudian bermalam di desa bersama warga sambil berdiskusi, setelah itu kita sahur bersama dan salat subuh berjamaah,” tutur Indah Putri Indriani disela-sela Safari Ramadan di Desa Tarobok Kecamatan Baebunta, Jumat kemarin.
Apa yang dilakukan Pemerintah Daerah Kabupaten Luwu Utara dengan menggelar Safari Ramadan, mulai berbuka hingga sahur bersama dan salat subuh berjamaah adalah manifestasi dari ungkapan kegembiraan dan kebahagiaan Pemerintah Daerah dan masyarakat, karena di dalam safari ramadan, pemerintah dan masyarakat menjadi satu tiada sekat, berbaur saling memberikan energi positif dan saling bersinergi.
“Hadirnya kita di sini adalah ungkapan kegembiraan dan kebahagiaan kita semua. Terlebih lagi didekatkannya pemerintah dan masyarakat, didekatkannya alim ulama yang bisa bersinergi dengan pemerintah. Sungguh betapa indahnya penduduk langit memandang ke bumi, sehingga masya Allah, ketika bisa bersinergi satu sama lain, insya Allah, ini akan lebih cepat menarik pertolongan Allah Swt,” ujar ustadz Asgar Marzuki saat memberikan tauziah sebelum berbuka puasa, Jumat kemarin di Desa Tarobok, Baebunta.
Asgar menambahkan, Safari Ramadan yang dilakukan pemerintah bukan dadakan. Hal ini, ungkap Asgar, telah direncanakan dua bulan sebelum ramadan tiba, sehingga sesuatu yang baik, meskipun baru direncanakan, sudah bernilai pahala.
“Safari ini bukan dadakan, sudah direncanakan dua bulan sebelum masuknya bulan ramadan. Maka ternyata sejak direncanakan kegiatan ini, sejak itu pula mengalir pahala. Bahkan satu lembar dari rambut kita diharamkan oleh Allah Swt untuk disentuh api neraka,” terang Asgar.
Safari Ramadan, kata Asgar, adalah momentum bagi umat muslim untuk saling mengajak demi kebaikan.
“Ketika kita berkumpul untuk sesuatu yang baik, maka niatan itu nantinya akan menjadi sebab Allah ridho kepada kita, sehingga kita bisa sama-sama bergandengan tangan masuk ke dalam surgaNya. Hadirnya kita di tempat ini semata-mata untuk meraih tiket menuju surganya Allah Swt,” jelas Asgar. (yustus)
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan