Makassar, Rakyat News – Status Nurdin Halid (NH) yang pernah terpidana kasus korupsi sangat mempengaruhi kenapa tingkat keterpilihannya sulit berada di posisi pertama atau mengungguli pasangan Ichsan Yasin Limpo-Andi Mudzakkar (IYL-Cakka) di Pilgub Sulsel.

Sesuai temuan riset Citra Publik Indonesia-Lingkaran Survei Indonesia (CPI-LSI Network), mantan narapidana sulit dihilangkan dari benak warga. Pasalnya, dari 700 responden yang dilibatkan dalam survei yang digelar April 2018 tersebut, sebanyak 26,4% pernah mendengar pasangan Aziz Qahhar Mudzakkar itu sebagai eks terpidana korupsi.

“Dari yang mendengar itu, 48,6% pemilih menganggap NH bersalah dalam kasus korupsinya. Hanya 10,8% pemilih yang menyatakan NH tidak bersalah. Sisanya 40,6% menjawab tidak tahu/tidak menjawab,” kata Peneliti LSI Fitri Hari saat memaparkan prilaku pemilih yang terpotret di survei lembaganya, Minggu 3 Juni 2018 di Makassar.

Selain “bayang-bayang” eks koruptor, alasan lain kenapa NH belum berada di posisi pertama, karena tingkat pengenalannya belum maksimal. Popularitas kandidat nomor urut 1 ini hanya 69,4%. Selain itu, oleh publik Sulsel, NH berada di peringkat ketiga saat responden ditanya siapa yang paling pantas melanjutkan kepemimpinan Syahrul Yasin Limpo.

Alasan lain, NH juga tidak punya success story di pemerintahan. Sangat berbeda dengan IYL-Cakka yang keduanya tercatat sebagai bupati dua periode. Begitu pun dengan Nurdin Abdullah dua kali menjabat bupati.

Sekadar diketahui, di hasil survei yang dirilis LSI, elektabilitas IYL-Cakka berada di posisi pertama dengan selisih di atas marjin of error. Sedangkan NH-Aziz dan NA-ASS terpaut di bawah 1% atau selisihnya masih dalam batas marjin of error.###