Bahkan angka yang dipublishnya sangat berbeda jauh dengan hasil dibeberapa pilkada. Lalu apakah di Sulsel terjadi kekeliruan yang sama? Ataukah sengaja datanya diintervensi pihak tertentu? Publik akan menilai sendiri.

Pemerhati demokrasi, Andi Magau, mengurai, lembaga survei diharapkan tidak merekayasa data atau metodologi yang digunakan. Jangan sampai memaksakan mengunggulkan kandidat tertentu, tapi menyalahi dari penelitian yang sesungguhnya.

“Tapi saya yakin, publik pasti percaya lembaga survei kredibel seperti LSI dan JSI, SMRC, Indikator atau lembaga yang punya pengalaman riset yang datanya bisa dipertanggungjawabkan ketimbang hasil survei abal-abal. Tapi saya tidak mau menyebut atau menyudutkan lembaga yang terkesan murahan. Biar publik yang menyimpulkan sendiri,” tutur Andi. (*)