Makassar, Rakyat News – Lembaga riset independen Index Indonesia merilis hasil survei seputar Pilgub Sulsel 2018, Kamis (7/6). Laporan survei jelang pencoblosan menunjukkan pasangan Nurdin Halid-Aziz Qahhar Mudzakakkar (NH-Aziz) unggul signifikan dalam tingkat keterpilihan atau elektabilitas.

INDex Indonesia mencatat NH-Aziz memperoleh dukungan 30,1% responden. Mereka unggul atas tiga pasangan lain, yakni Nurdin Abdullah-Andi Sudirman Sulaiman (23,4%), Ichsan Yasin Limpo-Andi Mudzakkar (18,9%), dan Agus Arifin Nu’mang-Tanribali Lamo (5,1%). Sisanya, 22,5 % responden menjawab rahasia/belum memutuskan.

Index Indonesia berkesimpulan keunggulan elektabilitas NH-Aziz tergolong signifikan. Meski hanya terpaut 6,7% dari NA-ASS, pergerakan suara dipercaya tidak banyak bergeser. Pasalnya, survei dengan total 11.200 responden ini diklaim dengan ambang kesalahan atau margin of error cukup kecil, hanya plus minus 1%.

Index Indonesia melibatkan 625 tenaga pengumpul data untuk mewawancarai 11.200 orang di 24 kabupaten/kota. Jumlah responden dipercaya yang terbesar untuk ukuran survei pilkada tingkat provinsi se-Indonesia. Penentuan sampel masyarakat Sulsel dipilih acak dengan teknik multistage random sampling.

Ketua Departemen Ilmu Politik Unhas Andi Ali Armunanto memuji pengumpulan data yang melibatkan sampel ‘raksasa’ alias ekstra besar. Keuntungannya, dengan sampel yang besar, maka margin of error dipastikan rendah. Validitas dan reliabilitas juga lebih tinggi, atau bisa disebut hasil survei lebih akurat dan tepat sasaran.

Ali menambahkan para kandidat Pilgub Sulsel rata-rata mengandalkan faktor ganda dalam menggalang dukungan masyarakat. Mereka misalnya, didukung oleh faktor rasional dan emosional atau sosiologis. Dalam ilmu politik, semakin banyak faktor pendukung akan membuat pertahanan semakin kuat.

“Jadi saat mereka dihantam isu, tidak akan mempan. Beda jika kandidat hanya didukung faktor rasional. Ketika diserang dengan isu emosional, elektabilitasnya bisa melorot,” terang Ali.

Direktur INDex Indonesia A Agung Prihatna mengungkapkan survei yang dilakukannya bukanlah main-main. Sama sekali tidak ada afiliasi dengan kandidat maupun upaya membentuk opini publik. Hasil survei yang telah dilansir dipahaminya akan menjadi pertaruhan nama besar dirinya maupun lembaganya kelak tatkala hasil pemilihan sudah dihitung dan ditetapkan.

Keinginan menyajikan hasil survei akurat membuat Index Indonesia menggunakan sampel ‘raksasa’. Sebab survei dengan total 11.200 responden ini membuat tingkat toleransi kesalahan lebih kecil. Survei ini dijamin akurat dengan margin error plus minus 1 persen pada tingkat kepercayaan 95 %.

“Ini adalah survei paling besar jumlah sampelnya untuk pilkada tingkat provinsi di Indonesia. Itu karena kami tidak hanya ingin melihat indikator elektoral pada perspektif Sulsel secara umum, tapi juga informasi elektoral hingga tingkat kabupaten/kota,” pungkasnya. (**)