Makassar, Rakyat News – Selain mengukur tingkat keterpilihan, lembaga survei nasional, Jaringan Suara Indonesia (JSI) ikut merilis hasil temuannya terkait tiga isu utama yang menghangat di Sulsel. Yakni isu politik dinasti, mantan terpidana korupsi, dan pembohong.

Di survei yang pengambilan dan pengolahan datanya dilakukan awal Juni 2018 dengan melibatkan 800 responden, publik Sulsel memberikan jawaban berbeda dari tiga isu tersebut.

Untuk isu korupsi, pertanyaan yang diajukan JSI, “Jika ada calon gubernur Sulsel merupakan mantan terpidana korupsi, apakah ibu/bapak akan memilih atau tidak memilih sebagai gubernur Sulsel periode 2018-2023?

Hasilnya, 55,9 responden tidak akan memilih. 20,5 persen akan memilih. Dan 23,6 persen tidak jawab/tidak tahu.

Soal isu politik dinasti, JSI memberikan pertanyaan, “Apakah bapak/ibu pernah mendengar isu politik dinasti dalam sebuah pemilihan kepala daerah?”

“74,5 persen responden tidak pernah mendengar. Dan 25,5 persen responden menjawab tidak pernah mendengar,” kata Wakil Direktur Eksekutif JSI, Popon Lingga Geni, saat memaparkan hasil surveinya di Grand Imawan, Makassar, Kamis (21/6/2018).

Pertanyaan selanjutnya , “jika pernah mendengar, apakah bapak/ibu mengerti arti politik dinasti?” Jawabannya, 75,0 persen responden menjawab mengerti. Dan 25,0 persen responden menjawab tidak mengerti.

Sedangkan soal isu pembohong, JSI juga punya temuan. Pertanyaan, “Jika ada calon gubernur yang melakukan kebohongan, apakah ibu/bapak akan memilih calon gubernur yang melakukan kebohongan tersebut sebagai calon gubernur Sulawesi Selatan periode 2018-2023?”

“75,0 persen responden tidak akan memilih. 17,2 persen tidak tahu/tidak jawab. Dan 7,8 persen tidak akan memilih,” tambah Popon Lingga Geni.

Pengambilan data JSI ini dilakukan pada 29 Mei-3 Juni. Teknik sampling multistage random sampling. Jumlah responden awal 800. Margin of error sebesar ,+/- 3,5 persen dengan selang kepercayaan 95 persen.