Bantaeng, Rakyat News – Inovasi penanganan tanggap darurat melalui layanan 119 di Kabupaten Bantaeng membuat daerah lain penasaran. Sejumlah daerah berkunjung ke Bantaeng untuk mempelajari inovasi ini.

Salah satunya adalah Kota Padang Panjang, Sumatera Barat. Wali Kota Padang Panjang, Fadly Amran membawa semua SKPD nya untuk belajar inovasi 119 di Bantaeng.

“Saya bertemu dengan Bupati Bantaeng (Ilham Azikin) di Batam saat penganugerahan KNPI. Saat pertemuan itu, saya tertarik untuk belajar tentang inovasi 119 di Bantaeng,” kata Fadly Amran yang juga ketua KNPI Sumatera Barat ini.

Dia mengakui inovasi yang telah ada di Bantaeng. Dia juga ingin belajar bagaimana mendatangkan kendaraan dari Jepang ke Bantaeng.

“Bantaeng dengan Padang Panjang sebenarnya memiliki struktur yang mirip. Kotanya juga tidak terlalu besar,” jelas dia.

Rombongan Kota Padang Panjang diterima oleh Sekda Bantaeng, Abdul Wahab. Dia mengaku, inovasi 119 Pemkab Bantaeng ini membawa nama Bantaeng di tingkat nasional.

Dia menyebut kendaraan-kendaraan dari Jepang ini adalah bantuan dari pemerintah Jepang. Kendaraan ini diberikan secara cuma-cuma oleh Jepang. “Kita hanya mengeluarkan biaya pengiriman saja,” jelas dia.

Dia juga menambahkan, hal pertama yang penting dibangun dalam penanggulangan bencana adalah harmonisasi unsur Forkopimda. Dia menyebut, unsur ini hendaknya bekerja bersama-sama untuk menyelesaikan semua masalah yang ada di Bantaeng.

“Kominikasi unsur Forkopimda ini harus senantiasa terbangun dengan baik,” jelas dia.

Wahab juga mengaku jika Pemkab Bantaeng mempunyai strategi untuk menggunakan dana daerah. Setiap saat semua SKPD diminta fokus untuk menyelesaikan satu persoalan yang ada di Bantaeng.

“Misalnya tahun ini kita fokus membangun rumah sakit, maka penganggaran akan difokuskan di bangunan itu. Semua SKPD bergotong royong membangun itu,” jelas dia.

Selain melakukan dialog, Pemkot Padang Panjang juga melakukan sejumlah kunjungan ke lokasi BSB Bantaeng. Mereka melihat seperti apa progres kerja BSB Bantaeng dalam menanggulangi bencana.(*)