RAKYAT NEWS, INTERNATIONAL – Presiden Brazil, Luiz Inacio Lula da Silva, mengutuk serangan udara oleh Israel di wilayah aman di Gaza selatan yang mengakibatkan kematian sedikitnya 90 warga Palestina.

Lula menyatakan bahwa serangan terbaru di Jalur Gaza yang menewaskan ratusan orang tak berdosa adalah tidak dapat diterima. Dengan lebih dari 90 korban jiwa dan hampir 300 orang terluka di tempat penampungan yang menaungi anak-anak, lansia, dan wanita.

Presiden Lula meminta pemimpin dunia untuk mengecam kekejaman yang terjadi dan tidak boleh dibiarkan terus berlangsung. Menurutnya, pemimpin politik di negara-negara demokrasi harus bersuara menentang pembantaian yang terus-menerus terjadi.

Menurut Lula, sangat mengerikan bahwa Israel terus melakukan kekerasan terhadap rakyat Palestina yang berujung pada puluhan ribu kematian. Ia menekankan bahwa pemerintah Israel terus menghancurkan proses perdamaian di Timur Tengah.

Presiden Brazil juga menyoroti pentingnya gencatan senjata dan perdamaian di wilayah tersebut sebagai prioritas dalam agenda internasional. Semua upaya harus difokuskan pada pembebasan sandera Israel dan mengakhiri serangan di Jalur Gaza.

Lula secara tegas mengkritik serangan yang dilakukan oleh Israel terhadap rakyat Palestina, menyebutnya sebagai genosida dan membandingkannya dengan Holocaust pada Perang Dunia Kedua.

Tanggapannya telah menimbulkan ketegangan diplomatik antara Brasil dan Israel dengan pemerintah Israel menyebut Lula sebagai “tidak berterima kasih” dan memutuskan hubungan dengan duta besar Brasil.

Beberapa pemimpin Amerika Latin lainnya, seperti Presiden Venezuela Nicolas Maduro, Presiden Kolombia Gustavo Petro, dan Presiden Bolivia Luis Arce, ikut menyuarakan dukungan terhadap posisi Lula dan mengutuk tindakan kekerasan yang dilakukan oleh Israel.

Sejak pecahnya konflik antara Israel dan kelompok Hamas pada 7 Oktober tahun sebelumnya, setidaknya 38.584 warga Palestina telah tewas akibat operasi militer yang didukung oleh dunia Barat.