Ditempat itu, rombongan mendengarkan pemaparan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantaeng, Andi Ihsan. Kurang lebih 2 jam materi disampaikan, Ihsan menyelipkan kedalamnya proses awal PSC terbentuk dengan segala suka dan duka yang dialami.

“Kehebatan PSC 119 saat ini tentu berangkat dari sebuah perjalanan panjang. Kita pahami bahwa sebuah inovasi lahir dan sukses diterapkan karena mampu melewati banyaknya resistensi baik dari dalam maupun luar”, ungkapnya.

Hal itu menurut Dokter kelahiran 1979 itu seyogyanya menjadi motivasi bagi daerah lain yang juga ingin melahirkan inovasi seperti PSC 119 milik Bantaeng. Diketahui PSC 119 Kabupaten Bantaeng telah menjadi instruksi nasional melalui Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk bisa didirikan di seluruh Kabupaten/Kota dan Provinsi di Indonesia.

“Inovasi ini berawal di tahun 2009 dengan nama Emergency Center. Lanjut berganti nama menjadi Brigade Siaga Bencana (BSB) 113 dan di tahun 2016 diadopsi Kemenkes RI menjadi PSC 119 untuk diterapkan di seluruh Indonesia”, terangnya.

Paling penting dari PSC 119 kata dia, bagaimana komitmen dan integritas seluruh jajaran didalamnya bisa bekerja ikhlas memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat.

Kisah menarik digambarkan Ihsan, tatkala petugas di PSC 119 berangkat dengan tanpa insentif sepeser pun di awal berdirinya. Kerja-kerja itu berbuah hasil menyenangkan sekarang.

“Kalau sekarang, kita sudah punya 5 station untuk memperpendek respon time. Belum lagi insentif sudah jauh dari cukup ditambah fasilitas memadai baik kendaraan emergency maupun prasarana lainnya”, tutup Ihsan.

Selain itu, untuk layanan kesehatan di Kabupaten Bantaeng didukung dengan Rumah Sakit tipe C bernama RSUD Prof Dr HM Anwar Makkatutu. Rumah sakit ini berlantai 8, dimana seluruh kelas dilengkapi dengan fasilitas sama termasuk ketersediaan AC (Air Conditioner) bagi pasien.