Khawatir Ditunggangi, PB Hipermata Sebut Demo Murni dan Bukan Bayaran
Takalar, Rakyat News – Pengurus Besar (PB) Himpunan Pelajar Mahasiswa Takalar (Hipermata) mengklarifikasi jika aksinya di Polda dua hari lalu murni gerakan moral dan tidak ditunggangi kepentingan apapun.
Ia melakukan demonstrasi untuk mendesak Polda mengusut adanya indikasi korupsi Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) ASN 2018 yang urung dibayarkan di Kabupaten Takalar.
Ketua PB Hipermata Tahkifal Mursalim menegaskan lewat surat terbuka jika aksi yang dilakukan oleh Hipermata adalah gerakan moral yang murni sebagai pengawalan kebijakan atas isu yang mengemuka di Takalar.
“Jadi aksi kami terkait TPP ASN, kami fokus di situ dan bukan yang lain, aksi yang kami lakukan sebagai bentuk pengawalan atas kebijakan pemerintah daerah,” kata Salim lewat surat keputusan yang dikeluarkan menyusul adanya orang yang mengklaim aksinya di sosial media, Kamis 17 Oktober 2019.
Ia pun menegaskan, aksinya tidak ditunggangi pihak manapun, baik senior, LSM, maupun kelompok yang yang berseberangan dengan pemerintahan saat ini. Jika ada pihak yang mengklaim dan memanfaatkan aksinya untuk kepentingan pribadi maka PB Hipermata tidak bertanggung jawab.
“Aksi kami murni dan tidak ada yang menunggangi, jika ada yang klaim maka kami tegaskan itu tidak benar dan kami tak bertanggung jawab,” terang mahasiswa UIN Alauddin itu.
Hipermata mengeluarkan pernyataan menyusul keberadaan pihak yang mengklaim aksi tersebut. Pernyataan ini juga sebagai bantahan jika aksi Hipermata bukan pesanan dan bayaran.
Di sejumlah grup WA dan Facebook, pemilik akun atas nama Isra Musa Baharuddin nampak sangat aktif membagikan gambar demo Hipermata sembari menuliskan pernyataan sikap sendiri yang berbeda dengan tuntutan Hipermata.
Di sejumlah tempat, aksi- aksi yang dilakukan biasanya tidak murni dan ditunggangi kepentingan tertentu. Aksi dilakukan hanya sebagai gertak sambal selanjutnya meminta sesuatu baik dalan bentuk proyek atau uang tunai kepada pihak atau pejabat yang yang menjadi sasaran unjuk rasa.
Penulis : Andriadi
Editor : Pijar Barutji
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan