Selain dampak perubahan iklim, konversi lahan juga menjadi faktor berkurangnya luas panen. Jumlah penduduk yang meningkat dan kebutuhan alih fungsi lahan menjadi konsekuensi semakin terbatasnya lahan pertanian. Terutama di Sumsel memang ada banyak terjadi alih fungsi lahan. Namun demikian Kementerian Pertanian telah melakukan beberapa langkah strategis untuk meningkatkan produksi, yakni dengan perluasan areal tanam baru pada lahan yang belum termanfaatkan seperti di lahan perhutanan, perkebunan. Memanfaatkan lahan bera untuk bisa menjadi lahan produktif. Kemudian juga tahun 2022 ini menggenjot program peningkatan indeks pertanaman. Dari yang awalnya setahun tanam satu sampai dua kali ditingkatkan menjadi tiga sampai empat kali tanam setahun.

Pada tahun 2021 ini produktivitas padi tercatat mengalami kenaikan menjadi sebesar 5,22 ton/ha dibandingkan produktivitas tahun 2020 (5,12 ton/ha). Terkait produktivitas yang meningkat, Ismail menyebut upaya peningkatan produktivitas salah satunya dilakukan dengan penggunaan perluasan varietas unggul bermutu (VUB) yang memiliki potensi hasil tinggi.

“Pemerintah tetap akan berupaya memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri, di saat Pandemi melanda tentunya ada beberapa hambatan namun kami tetap berupaya semaksimal mungkin. Dan yang pasti kondisi beras kita masih surplus,” pungkas Ismail.