RAKYAT.NEWS, Makassar – Pada perayaan tahun baru imlek, masyarakat Tionghoa biasanya menyajikan kue Nian Gao yang hanya dibuat setahun sekali. Kue ini merupakan sajian yang menurut kepercayaan digunakan untuk pemujaan Zao Jun (Dewa Tungku).

Nian Gao merupakan kue yang terbuat dari bahan dasar tepung beras, panganan ini hampir mirip dengan kue dodol tradisional di Tanah Jawa. Yang membedakan adalah metode pembuatan asal yang berbeda sehingga masyarakat Indonesia sering menyebutnya dengan dodol cina atau kue keranjang.

Itu karena wadah cetaknya berupa keranjang anyaman bambu atau daun pisang. Makna dari Nian Gao adalah harapan adanya peningkatan taraf kehidupan, bentuknya yang bulat menandakan usaha untuk penyempurnaan kehidupan.

“Kesempurnaan didalam suatu keseimbangan yang disebut Yin dan Yang positif dan negatif, bukan hanya sekedar bulat tapi dia lengket itu biar erat makanya pesta orang Tionghoa itu selalu mejanya bundar,” ujar Pemilik Kedai Kopi Nam Jong, Muhammad David Aritanto saat ditemui disela pagelaran festival kue, Minggu, 29 Januari 2023.

Kedai kopi ini memang sengaja menyediakan dan menggelar festival kue khas Nian Gao tersebut untuk merayakan sekaligus sebagai wujud sukur atas apa yang saat ini didapatkan di tahun ini. Kue Niangao menurutnya makanan yang wajib hadir saat imlek.

“Ini yang utama, kalau yang lain kan dirumah mereka masing-masing rayakan Imlek wajib ada mie sebagai simbol panjang umur, ada yang wajib ada ikannya karena ikan kalau dalam simbol sembilan ikan mas itu menandakan tiap tahun ada tersimpan rejeki jadi itu semua berkaitan dengan filosofi positif,” jelasnya.

Penulis: M. Aswar