“Masalah kesehatan ini sangat penting menjadi perhatian, apalagi di tengah pandemi Covid-19 seperti saat ini. Karena kalau kita sakit, semua sumber daya ekonomi juga dikuras,” terang Deng Ical.

Pandemi Covid-19, lanjut dia, tidak hanya menghantam dari sisi kesehatan, tapi juga aspek ekonomi. Jurang kesenjangan pun makin menganga. Oleh karena itu, Kota Makassar perlu ditangani dengan kebijakan yang tepat. Salah satunya dengan memperkuat interaksi sosial.

“Apa yang kita lakukan hari ini, berkumpul, bersilaturahmi sambil berolahraga adalah sesuatu yang tanpa kita sadari memperkuat solidaritas dan menguatkan Kota Makassar. Kegiatan seperti ini, tanpa kita sadari menjadikan Makassar jauh dari bibir jurang konflik sosial,” ujar pria yang dikenal dengan jargon Sombere’Na Makassar.

Deng Ical mengimbuhkan Kota Makassar sangat rentan dari konflik sosial. Bukan hanya karena kesenjangan sosial yang lebar menganga, tapi juga karena Makassar ini miniatur Indonesia. Semua suku ada. Semua agama juga ada, termasuk aliran kepercayaan.

“Karena itu, kalau ini tidak terkelola dengan baik, bisa timbul konflik sosial yang akan membawa Makassar mundur jauh ke belakang. Karena itu, sekali lagi saya berterima kepada kita semua yang senantiasa merawat silaturahmi,” pungkas dia. (*)