MAKASSAR, RAKYAT NEWS – Partai Hanura siap memenangkan Syamsu Rizal-Fadli Ananda pada Pilwalkot Makassar 2020. Dukungan Hanura telah melalui pertimbangan matang. Segalanya diperhitungkan. Hasilnya, dari sejumlah pasangan calon, paket berakronim Dilan inilah yang dinilai berpeluang besar menang dan memiliki kapasitas mumpuni memimpin Makassar.

Anggota DPRD Makassar dari Fraksi Hanura, Muchlis A Misbah, menyampaikan salah satu nilai lebih dari Dilan terletak pada karakter dan pembawaannya. Berlatar belakang aktivis dan relawan sosial kemanusiaan, Deng Ical-sapaan akrab Syamsu Rizal, maupun Fadli Ananda memiliki DNA melayani. Mereka bahkan bisa dibilang satu-satunya kandidat yang punya DNA melayani dan itu sudah dibuktikan dalam keseharian.

Olehnya itu, Muchlis yakin bila Dilan terpilih, mereka akan menjadi pemimpin yang melayani masyarakat, bukan malah dilayani. Pasangan doktor dan dokter ini juga jaminan hadirnya pelayanan publik yang lebih baik. Itu karena mereka benar-benar paham terkait konsep pelayanan dan yang paling utama, keduanya memang mau mengabdi dan sudah terbiasa melayani masyarakat.

Rekam jejak Dilan memang dapat menjadi rujukan. Deng Ical merupakan Ketua PMI Kota Makassar dan Fadli Ananda adalah dokter spesialis kandungan. Mereka juga kerap terjun langsung ke lokasi bencana. Kepekaan dan jiwa sosial yang tinggi itulah yang membuat pasangan representasi Muhammadiyah-NU ini memiliki nilai plus yang tidak dipunyai kandidat lain.

“Deng Ical dan Fadli Ananda sudah terbiasa memberikan pelayanan, itu sudah menjadi keseharian mereka. Mereka pertama bertemu kan dalam misi kemanusiaan juga, upaya penanganan bencana Palu. Mereka ini selalu membantu dan melayani orang kena bencana meski di luar Makassar,” ucap dia, Rabu (19/8/2020).

“Logikanya, kalau orang lain yang tidak dikenal, mereka peduli, mau membantu dan melayani, apalagi kelak jika dipercaya memimpin Makassar. Paket ini bisa jadi harapan terciptanya pelayanan publik yang lebih baik. Kelihatan juga kok dari track recordnya bahwa mereka ini tipe pemimpin melayani bukan dilayani,” sambung Muchlis.