Jakarta – Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan ketertarikannya untuk mengembangkan energi nuklir di Indonesia.

Hal tersebut diungkapkan saat menyambut kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kremlin, Moskow, Kamis (30/6/2022).

“Banyak perusahaan kami, termasuk perusahaan energi, beroperasi di Indonesia. Ada ketertarikan untuk mengembangkan industri tenaga nuklir nasional,” kata Putin, seperti dilansir dari detikNews.

Putin menyatakan negaranya memiliki keandalan dalam mengerjakan nuklir. Dia turut menyebut nama perusahaan negaranya yang bergerak di bidang teknologi nuklir.

“Dengan pengalaman unik, kompetensi, dan teknologi yang tak tertandingi, Rosatom State Corporation bersedia mengambil bagian dalam proyek bersama,” ucap Putin.

Sejauh ini Indonesia sudah memiliki Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) yang sekarang berada di bawah naungan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Meski demikian, perguruan tinggi yang membuka jurusan nuklir masih terbilang langka.

Berdasarkan penelusuran detikEdu, kampus yang membuka jurusan nuklir antara lain Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia (Poltek Nuklir) yang berada di bawah naungan BATAN dan Universitas Gadjah Mada (UGM). Keduanya terletak di Yogyakarta.

Berikut informasi selengkapnya.

1. Poltek Nuklir

Poltek Nuklir sebelumnya bernama Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN). Sekolah kedinasan ini resmi berubah nama pada 30 Oktober 2021 lalu. Program studi (prodi) yang ditawarkan di antaranya D4 Elektro Mekatronika, D4 Elektronika Instrumentasi, dan D4 Teknokimia Nuklir.

Melansir situs Poltek Nuklir, Sabtu (2/7/2022), prodi Elektro Mekanika dirancang khusus sebagai tanggapan atas kebutuhan di industri dan pemerintah untuk merekrut lulusan teknologi rekayasa dengan kemampuan pemecahan masalah lintas disiplin listrik dan mekanik.

Para lulusan nantinya dapat terjun sebagai ahli perawatan elektro mekanika, pengelola/pengawas proyek, rekayasa elektro mekanika, dan praktisi elektro mekanika.