RAKYAT.NEWS, JAKARTA – Anggota Dewan Pakar Golkar, Ridwan Hisjam membuka opsi Airlangga Hartarto dicopot dari jabatannya melalui Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub).

Baca Juga : Mukernas dan Munaslub Perhimpunan Indonesia Tionghoa: Semoga Hasilkan Resolusi Kuat

Ridwan juga meminta agar hasil Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar 2019 yang menetapkan Airlangga sebagai bakal calon presiden (capres) pada kontestasi politik 2024, juga harus segera dievaluasi.

“Ya apabila keputusan Munas itu bukan Airlangga jadi calon presiden, berarti harus Munaslub kan, karena harus mengubah keputusannya. Jadi Munaslub dalam rangka mengubah keputusan bahwa Airlangga bukan capres,” katanya, Senin (10/7/2023).

Ridwan berpedapat, sejak Airlangga dicalonkan sebagai capres Golkar pada 2019 lalu, belum ada tanda-tanda ‘kemenangan’ Golkar. Bahkan, menurut dia, beberapa survei menunjukkan Golkar digeser oleh partai lain.

Misalnya, survei Litbang Kompas pada terbaru Litbang Kompas pada periode 29 April-10 Mei 2023. Golkar berada di urutan keempat dengan perolehan elektabilitas survei 7,3 persen, disalip Demokrat yang memperoleh suara 8 persen.

Ridwan pun menilai selama ini para pengurus partai terkesan diam dan tidak memberikan sinyal terkait sikap dan pilihan Golkar pada 2024 mendatang.

“Dengan diamnya seluruh kader dan komponen partai dari pusat sampai ke daerah itu membuat partai ini menjadi loyo,” katanya.

Lebih lanjut, Ridwan juga mengkritik Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang dibentuk Golkar bersama Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) juga tidak menunjukkan progres yang signifikan.

PPP malah sudah terang-terangan mendeklarasikan bacapres PDIP Ganjar Pranowo, sementara PAN juga diisukan akan berlabuh ke Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) dan mendukung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai capres 2024.

“Sampai sekarang masih belum jelas arahnya KIB itu. Karena ada yang sudah mendukung yang lain, ada yang masih belum, ada yang masih menunggu. Nah ini kita akan evaluasi, dalam artian dibahas lah. Karena fungsinya dewan pakar ini kan para pemikir lah,” ujarnya.

Terpisah, Airlangga merespons hal tersebut dengan mengatakan bahwa Munaslub bukan mekanisme di Partai Golkar. Menurutnya, pergantian ketua umum hanya dilakukan di musyawarah nasional yang digelar berkala.

“Enggak ada, (rapat dewan pakar) agendanya bukan itu. Enggak ada itu (munaslub untuk pergantian ketum),” katanya, Senin (10/7/2023).

Airlangga selanjutnya juga menanggapi soal isu munaslub untuk mencopotnya dari status calon presiden Golkar. Ia berkata penentuan capres masih menunggu dinamika di koalisi.

“KIB tunggu dulu, sabar, sabar menanti,” ucapnya, dilansir cnnindonesia.com.