JAKARTA – Lintas elemen bangsa mulai dari instansi Pemerintah, tokoh agama, Polri, Pemuda, Mahasiswa hingga pelajar menggelar kegiatan kirab merah putih sebagai wujud untuk menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia, berlokasi di depan Istana Negara, Jakarta, Minggu (28/8/2022).

Baca Juga : Hadiri Kirab Budaya, Wabup Suaib Harap Gaungnya Bisa Mendunia

Eks Kabareskrim Polri, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, kegiatan tersebut merupakan bentuk  menggelorakan semangat persatuan dan kesatuan bangsa sebagai modal ataupun kekuatan utama untuk Negara Indonesia dalam menghadapi segala macam tantangan yang ada.

“Acara hari ini sebenarnya adalah upaya kita semua untuk selalu menjaga semangat persatuan dan kesatuan, sebagai modal dasar dan modal utama kita untuk menghadapi berbagai macam tantangan bangsa,” katanya.

Kegiatan pembentangan bendera merah putih ini akan diselenggarakan di kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat, pada hari ini. Adapun rute kirab tersebut dimulai dari Istana Merdeka hingga Bundaran HI.

Lanjutnya, ia juga mengatakan, kirab merah putih ini juga masih merupakan rangkaian dalam memperingati momentum Hari Kemerdekaan Indonesia dengan tema ‘pulih lebih cepat, bangkit lebih kuat’.

“Jadi hari ini kita bersama-sama dengan seluruh elemen bangsa baik dari instansi pemerintahan, kemahasiswaan, ormas-ormas total hari ini yang ikut bergabung kurang lebih 50 ribu orang. Dimana ini kegiatan kirab merah putih ini masih bagian dari rangkaian kegiatan perayaan hari ulang tahun kemerdekaan,” tuturnya.

Kirab merah putih dengan semangat menjunjung persatuan dan kesatuan ini, dikatakan Sigit sangat diperlukan bagi Bangsa Indonesia untuk menghadapi segala macam bentuk tantangan yang datang dari tingkat global maupun nasional.

Baca Juga : Kompleks Tamarunang Indah 2 Launching Program RW Tanpa Kumuh

Menurutnya, tantangan tersebut diantaranya, pandemi Covid-19 yang masih melanda seluruh dunia termasuk Indonesia saat ini. Termasuk, terjadinya konflik Negara Rusia dan Ukraina, yang memunculkan potensi ancaman krisis pangan dan energi bagi seluruh dunia.