RAKYAT.NEWS, BULUKUMBA – Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PT PLN (Persero) UID Sulselrabar melalui PLN Peduli kembali menunjukkan kepeduliannya melalui penyaluran bantuan peningkatan kemampuan bahasa asing bagi pemandu wisata dan pendampingan kualitas produk tenun Tope Le’leng (Sarung Hitam) di Kawasan Wisata Adat Ammatoa Kajang, Desa Tanah Toa, Bulukumba, Sulawesi Selatan.

General Manager PLN UID Sulselrabar, Moch. Andy berharap kehadiran program TJSL di kawasan tersebut dapat bermanfaat bagi masyarakat lokal serta melestarikan keanekaragaman budaya di Desa Tanah Toa.

“Dengan adanya program TJSL di Kawasan Wisata Adat Ammatoa Kajang, PLN berharap dapat bermanfaat bagi masyarakat lokal dan dapat melestarikan keanekaragaman budayanya,” kata Andy.

Peningkatan kemampuan bahasa asing pemandu wisata dan pendampingan kulitas produk penenun sarung hitam kajang merupakan salah satu Program PLN dalam menjalankan tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDG’s), salah satunya peningkatan pekerjaan yang layak serta pertumbuhan ekonomi.

Kepala Desa Tanah Toa, Zulkarnain mengucapkan terima kasih kepada PLN atas upaya pendampingan kualitas produk tenun, sehingga nantinya produk sarung hitam dapat bersaing dengan produk lain dan memberikan energi baru bagi masyarakat Adat Kajang dengan memperkenalkan warisan budayanya.

“Terimakasih kepada PLN yang telah memberikan bantuan ini, kami berharap sarung kajang dapat dikenal, tidak hanya nasional maupun internasional dan program ini memberikan energi baru bagi masyarakat Adat Kajang dengan memperkenalkan warisan budaya melalui situs www.sarungkajang.com,” ujar Zulkarnain.

Senada dengan Zulkarnain, Muhsin, salah satu peserta pengembangan bahasa asing bagi pemandu wisata turut mengapresiasi program yang diusung PLN di Kawasan Wisata Adat Ammatoa Kajang.

“Saya sangat senang bisa belajar bahasa asing. Melalui pengembangan bahasa asing bagi masyarakat, nantinya dapat membantu mengedukasi wisatawan asing saat berkunjung ke Kawasan Wisata Adat Ammatoa Kajang. Kami berharap semoga bantuan dapat terus berkelanjutan, sehingga masyarakat asli Kajang bisa menjadi pemandu wisata yang cakap berbahasa asing,” tutup Muhsin.