RAKYAT.NEWS, MAKASSAR – Sehari menjelang Pemilu, dugaan maraknya praktik money politics atau yang dikenal dengan ‘serangan fajar’ semakin meningkat, khususnya melalui media sosial.

Dalam sebuah template cerita atau story pada aplikasi media sosial Instagram yang dibuat bagi para pengguna, tampak terdapat tulisan yang mengindikasikan masyarakat sebagai ‘user’ untuk terbuka dalam menerima ‘serangan fajar’.

“Menerima serangan fajar 14 Februari 2024. Presiden 1jt, DPD 300rb, DPR RI 500rb, DPRD PROV 300rb, DPRD (Kota/Kabupaten) 300rb. Kalo paket 5 surat 2 juta. Dijamin amanah, bisa via amplop atau transfer,” tulis template cerita dalam Instagram tersebut.

Pantauan Rakyat.News hingga pukul 17.30 WITA, Selasa (13/2/2024), terlihat template cerita tersebut telah dibagikan sebanyak 157.000 kali oleh para pengguna sosial media Instagram.

Pengamat politik sekaligus dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Islam Makassar, Raidah Intizar mengungkapkan, saat ini masih banyak rakyat atau masyarakat yang menilai jika politik adalah sebuah transaksi, sehingga tidak dapat dipungkiri jika praktik money politik atau ‘serangan fajar’ marak terjadi jelang pemilihan umum.

“Fenomena money politik membuktikan bahwa bagi sebagian besar rakyat (menilai bahwa) politik adalah transaksi. Di saat sudah ada banyak gerakan untuk menghentikan tradisi ini, dari edukasi non formal hingga edukasi lewat pemuka pendapat religius, kalau rakyat kita masih menerima serangan fajar maka kita bisa memprediksi kepemimpinan macam apa yang akan hadir pasca pemilu,” jelas Raidah saat dikonfirmasi Rakyat.News.

Raidah yang meraih gelar master (S2) di School of Humanities, Tilburg University, Belanda, juga menambahkan bahwa dirinya menyesalkan terkait dengan fitur template cerita serangan fajar tersebut. Ia menilai jika saat ini masih banyak masyarakat tidak mau menerapkan praktik-praktik yang benar.