RAKYAT.NEWS, JAKARTA – Sejumlah pihak mengkritik perolehan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang naik secara signifikan dalam waktu 30 jam. Koalisi Masyarakat Sipil menduga hal itu merupakan rekayasa untuk mewujudkan keinginan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam meloloskan partai yang dipimpin Kaesang Pangarep itu ke Parlemen.

Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie menganggap bahwa lonjakan suara yang dicapai PSI tersebut adalah wajar.

“Apalagi hingga saat ini masih lebih dari 70 juta suara belum dihitung dan sebagian besar berada di basis-basis pendukung Jokowi di mana PSI mempunyai potensi dukungan yang kuat,” ujarnya, mengutip CNNIndonesia.com.

Merespons hal tersebut, Komisi Pemilihan Umum memastikan bahwa rekapitulasi berjenjang yang saat ini sedang berlangsung mulai tingkat kecamatan telah diawasi secara ketat.

“Proses rekapitulasi secara berjenjang dilakukan secara terbuka tidak hanya disaksikan oleh saksi dan diawasi oleh Bawaslu, tetapi dipantau oleh pemantau terdaftar dan disaksikan oleh masyarakat serta diliput oleh jurnalis media,” ucap Komisioner KPU, Idham Kholik.

KPU, kata Idham, baru akan mengumumkan secara resmi hasil Pemilu dan Pilpres 2024 setelah rekapitulasi tingkat nasional rampung pada 20 Maret mendatang.

Menurutnya, UU Pemilu telah memerintah KPU beserta badan ad hoc, seperti PPK di daerah melakukan rekapitulasi secara berjenjang. Kata Idham, rekapitulasi tersebutlah yang akan ditetapkan oleh KPU secara resmi. Sementara, Sirekap tak lebih hanya alat bantu publikasi foto formulir model C.Hasil yang diunggah oleh KPPS.

“Data resmi hasil pengitungan perolehan suara peserta pemilu adalah berdasarkan hasil rekapitulasi berjenjang. Mari kita tunggu hasil rekapitulasi berjenjang tersebut sampai dengan selesai,” katanya.