JAKARTA – Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol marah setelah mengetahui polisi tidak bergerak saat dirinya menerima 11 laporan terkait kerumunan dalam festival Halloween di distrik Itaewon dan pada akhir pekan lalu.

Baca Juga: DPMPTSP Sulsel Mencatat Realisasi Investasi 2022 Lampaui Target RPJMD

Salah satu staf presiden Korsel menerangkan bahwa pihak yang bertanggung jawab atas hal tersebut akan ditangani dengan ketat sesuai aturan.

“[Mereka yang bertanggung jawab] ditangani secara ketat sesuai hukum dan prinsip,” jelasnya dilansir dari CNNIndonesia.com.

Badan Kepolisian Nasional mengungkapkan, dalam 11 panggilan yang tersebut terdengar suara pelapor yang seakan-akan ‘jatuh hingga mati’

Kepala polisi nasional Korsel, Yoon Hee-keun kemudian meminta maaf atas tanggapan polisi yang tidak cukup memadai. Ia menjanjikan pemeriksaan internal usai tragedi tersebut.

Saat meminta maaf, Yoon bahkan membungkukkan badan di hadapan publik.

Serangkaian permintaan maaf juga muncul dari Menteri Dalam Negeri, Lee Sang Min; Kepala Daerah Yongsan; dan Walikota Seoul, Oh Se-Hoon.

Seorang pejabat menilai tidak ada keterkaitan saat ramai permintaan maaf usai presiden menerima laporan soal panggilan darurat.

“Tidak ada hubungan langsung antara perintah Presiden Yoon dan permintaan maaf dari berbagai pejabat,” ujarnya.

Ia kemudian berkata, inspeksi dan investigasi internal polisi bukan lingkup komando kepresidenan.

“Inspeksi dan investigasi internal polisi juga tidak dalam lingkup komando kantor kepresidenan,” jelasnya.

Hingga kini penyebab insiden tersebut belum diketahui. Pihak berwenang masih melakukan penyelidikan. Berbagai macam spekulasi muncul menyoal festival mematikan itu.

Korsel juga panen kritik karena tak memiliki manajemen risiko penanganan terhadap kerumunan massa, terutama saat halloween berlangsung usai pandemi Covid-19.