Makassar – Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) kantor wilayah Sulawesi Selatan menggelar Forum Group Discussion (FGD) dalam rangka Market Study komoditas cabai rawit.

Kepala Kantor Wilayah KPPU Makassar Hilman Pujana dalam kesempatannya mengatakan komoditas penyumbang inflasi ini dinyatakan surplus di wilayah Sulsel.

Pasalnya, tercatat untuk hasil yang diperoleh ada puluhan ribu ton produksi pada panen cabai rawit kali ini di Sulsel dengan hanya mengandalkan 5 daerah sentra.

“Dan hingga akhir tahun menjelang pergantian tahun nanti stok produksi cabai rawit aman. Dengan kata lain, stok cabai untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat bisa terpenuhi,” katanya Senin, (20/11) di Makassar.

Selain memastikan stok pada penyumbang inflasi ini, kanwil KPPU Makassar juga mengupayakan adanya perbaikan lalu lintas perdagangan antara petani dan pedagang.

Karena itu, Hilman mengungkapkan adanya keinginan untuk koordinasi bersama dinas terkait setiap daerah agar dapat berkontribusi pada petani hingga proses pemasaran.

Selaku pengawas persaingan usaha, Hilman juga mengatakan tentunya dengan FGD ini permasalahan setiap daerah oleh petani dapat diketahui.

Sementara, Kepala Dinas Perdagangan Sulsel Ashari Fakshirie Radjamilo yang hadir dalam giat tersebut mengatakan terkait kondisi harga cabai yang tidak bisa ditentukan pemerintah maka diperlukan peran koordinasi antara petani dan pengepul (pedagang).

“Pemerintahkan tidak bisa menentukan harga pada komoditas holtikultura makanya pengelolaannya itu harus diketahui petani. Misalnya, saat menjual produksinya harusnya tidak sendiri-sendiri melainkan berkelompok dan harus berani menentukan harganya,” ujarnya.

Ashari pun berharap dihadirkannya FGD ini dapat meminimalisir tekanan harga pedagang terhadap petani.