“Kita juga melihat karakter yang disesuaikan dengan kebutuhan posisi yang dibuka. Caranya dengan itu tadi interviu, psikotes, dan mencari informasi lewat kolega atau orang-orang yang mengenal para kandidat ini,” tambahnya.

Sementara tiga panelis lain, menceritakan perjalanan karir hingga belasan tahun bertahan di PT Vale.

Senior operator di Departemen Mining Yurnia Malwin berbagi tantangan mengoperasikan alat berat yang selama ini identik dengan operator laki-laki.

Viviyanti Frans mengisahkan usahanya untuk terus belajar sehingga dapat diterima di PT Vale setelah lebih dahulu bekerja sebagai tenaga outsourcing.

Bayu Maulana sendiri menekankan pada atmosfer bekerja yang menjunjung tinggi keragaman, memberi kesempatan pada perempuan untuk berkinerja terbaik, dan tidak membiarkan terjadinya perlakukan tidak menyenangkan antara pekerja.

Baik Yurnia, Vivi, maupun Bayu tidak luput memberi gambaran mengenai perjalanan karir dan kegiatan utama mereka di pekerjaan masing-masing.

Mereka mengatakan, PT Vale memberikan kesempatan bertumbuh yang setara bagi semua pekerja. Misalnya ketika pekerja dipromosikan ke posisi yang tidak sesuai dengan latar belakang pengetahuan pekerja, maka pekerja mendapatkan pelatihan-pelatihan untuk peningkatan kapasitasnya.

Lebih dari itu, perusahaan terus memberikan tantangan baru dan dorongan untuk kemajuan bersama.
Salah seorang peserta seminar,William j.

Dandelion Zoom menyatakan ketertarikannya untuk bergabung dalam industri tambang. Menurutnya, pengalaman berpuluh tahun PT Vale dalam mengelola industri pertambangan di Indonesia dapat menjadi gambaran bagi muda-mudi untuk berkarir dan berkarya di industri ini.

“Terima kasih PT Vale Indonesia sukses selalu, semoga bisa bergabung (di PT Vale),” kata Dandelion yang ikut sesia via online.

Para peserta tampak antusias berdiskusi dengan para panelis, melalui pertanyaan-pertanyaan yang cukup kritikal baik oleh peserta yang hadir di lokasi acara maupun hadir secara daring.