Rakyat.news, Bulukumba– Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Selatan, Andi Ritamariani meminta seluruh jajarannya meningkatkan inovasi dan kolaborasi kerja guna mengejar target Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dan upaya Percepatan Penurunan Stunting (PPS) di tahun 2023, Jumat (23/12/2022).

Hal ini disampaikan Andi Rita usai menandatangani Perjanjian Kinerja BKKBN Tahun Anggaran 2023 disaksikan Kepala BKKBN, Dr. Hasto Wardoyo dan para Pejabat Pimpinan Tinggi Madya BKKBN secara virtual Zoom dari Auditorium Gedung BKKBN di Jakarta.

“Kepala BKKBN telah menyampaikan kepada kita agar seluruh pegawai di lingkungan BKKBN agar berinovasi dalam bekerja lewat terobosan-terobosan untuk mengejar target  Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting tahun 2023 mendatang, kita harus siap dengan bersinergi dan berkolaborasi dalam bekerja,” ujar Andi Rita.

Perjanjian Kinerja merupakan dokumen yang berisi penugasan dari pimpinan paling tinggi untuk jajaran dibawah kendalinya untuk melaksanakan program dan kegiatan yang memuat sasaran, indikator, target dan anggaran yang menjadi satu kesatuan dalam pelaksanaan kegiatan maupun pertanggung jawaban.

Perjanjian Kinerja ini merupakan bentuk komitmen dan tanggung jawab BKKBN dalam pelaksanaan kegiatan dan anggaran yang telah diamanahkan bagi kesejahteraan rakyat Indonesia.

Ditambahkan pelaksanaan program dan kegiatan BKKBN tahun 2023 fokus pada peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga melalui pendekatan siklus hidup manusia dalam upaya mendukung penyiapan SDM berkualitas serta percepatan penurunan stunting.

Kepala BKKBN, Dr. Hasto Wardoyo dalam arahannya melalui virtual mengatakan terobosan dan inovasi merupakan langkah penting dalam mewujudkan target pelaksanaan program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting.

“Tanpa ada terobosan dan inovasi, tidak mungkin bisa mengalami akselerasi. Jangan bekerja dengan business as usual. Kita kejar target unmet need delapan persen dari yang sekarang 18 persen. Kita harus bisa melihat dan memanfaatkan peluang, kalau tidak kita menciptakan peluang. Misalnya untuk KB pascasalin adalah bentuk inovasi yang kita lihat langsung,” kata Dokter Hasto.