Pertunjukkan Sigajang Laleng Lipa oleh Pemerhati Seni dan Budaya Bone Sangdara Tutup Kemeriahan F8
MAKASSAR,- Pertunjukkan Sigajang Laleng Lipa oleh Pemerhati Seni dan Budaya Bone Sangdara menjadi penutup kemeriahan Makassar F8, Minggu, (27/08/2023).
Penampilan dengan tema seni dan kebudayaan ini menjadi satu-satu performa akhir menjelang ditutupnya F8 secara resmi.
Pemerhati Seni dan Budaya Bone (PSBB) Sangdara menampilkan pertunjukkan yang begitu apik.
Seluruh pemeran benar-benar menuangkan emosinya dalam drama kearifan lokal masyarakat Bone ini.
Sekira 30 menit lebih menunjukkan performa terbaik mereka. Para pelaku drama sukses membawa penonton kepada masa lalu di mana Sigajang Laleng Lipa ini diejawantahkan.
Semua penonton terharu. Bak mentransformasi masa lalu ke masa kini, benar-benar menghipnotis pengunjung.
Tarian-tarian kecil juga melengkapi prosesi Sigajang Laleng Lipa itu.
Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto juga turut hadir menyaksikan. Dia tampak serius. Usai pertunjukkan Danny Pomanto sapaan akrab Ramdhan Pomanto pun memberikan apresiasinya.
“Sigajang Laleng Lipa” memiliki arti Saling Tikam dalam Satu Sarung Tradisi ini adalah sebuah tradisi klasik dalam suku Bugis Bone. Bone dalam adat istiadat, menjunjung tinggi budaya siri’ (harga diri) sebagaimana dalam petuah Bugis, ade’ ri popuang, siri’ ri atuoang (adat dipertuhan, harga diri dipertuan).
Ketika badik telah keluar dari sarungnya, pantang terselip di pinggang sebelum terhujam di tubuh lawan. Jika harga diri telah terenggut, maka sigajang laleng lipa adalah jalan terakhir menyelesaikan perkara. Ritual sigajang laleng lipa dilakukan untuk menentukan kebenaran bagi mereka yang bersengketa.
Seniman PSBB Sangdara, dalam fragmen Sigajang Laleng Lipa ini, tampil memukau yang mengantarkan pada sebuah seni pertunjukan, mengungkap makna filosofi sebagai bentuk tanggung jawab atas diri lelaki Bugis
Dari penampilan seniman itu terlihat bahwa ada kekalahan ada juga kemenangan.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan