MAKASSAR-Himpunan Santri Nusantara (Hisnu) Sulawesi Selatan (Sulsel) menggelar Halaqa dan Tasyakuran dalam rangka memperingati Hari Santri tahun 2023 yang dipusatkan di Kota Makassar, tepatnya di Peluk Cafe and Space, Minggu (29/10/2023).

Baca juga : DKPP RI Jatuhi Sanksi Etik Empat Komisioner KPU Kota Makassar

Kegiatan ini dihadiri ratusan Alumni berlatar belakang Pondok berbeda yang ada sulawesi selatan, Halaqa dan Tasyakuran dirangkaikan dengan Dialog Hari Santri dengan mengangkat Tema “Refleksi Peran-peran Srategis Santri Menjaga Kedaulatan NKRI”.

Koordinator Wilayah Hisnu Sulsel Fathur Marzuki menyampaikan dalam sambutannya bahwa HISNU Sulsel adalah wadah terbuka untuk para alumni.

“Pesantren dan santri untuk dapat terus memberikan masukan, saran dan kritik , ide dan konsep briliantnya untuk kebaikan bangsa,” ungkapnya.

Lanjutnya bahwa Santri suka tidak suka, mau tidak mau kita adalah tonggak utama masa depan bangsa yang dapat memegang peran peran strategis.

Seperti yang pernah ada sebelumnya yakni KH. Abdul Wahid Hasyim sebagai menteri Agama Pertama Indonesia dan Kedua adalah KH. Abdurrahman Wahid sebagai anak dari Kyai Wahid Hasyim serta cucu Kyai Hasyim Asy’ari pendiri Nahdlatul Ulama adalah santri dan ulama yang pernah menjadi Presiden RI.

Dan pada kontestasi pemilih pada 2024 yang akan datang, kita harus memilih pelanjut tongkat estafet semangat para Kyai, Ulama. Dan tidak lain dan tidak bukan adalah dua sosok yang ada di depan kita.

“Yakni Bapak Ganjar Pranowo dan Prof. Mahfud Md”, ucapnya.

Dalam dialogi Hari santri ini mengundang dua narasumber dimana keduanya memiliki latar belakang sebagai seorang Santri.

Narasumber pertama, Baldan Nur yang merupakan CEO Disaya Group yang sekaligus Founder Pecihitam.org. Dan
Narasumber yang kedua yakni Gus Syahrul Aqil Galin.