Realisasi Belanja terendah adalah Belanja Modal yang hanya mencapai 52,44% dari pagu.

Meskipun begitu, nilai kontrak pada Belanja Modal s.d. 24 November 2023 telah mencapai Rp4,68 Triliun atau sebesar 80,63% dari pagu.

Pendapatan Daerah Pajak daerah s.d. 31 Oktober 2023 mengalami growth sebesar 1,37%, mencapai Rp5,1 Triliun.

Adapun kinerja Pajak Konsumtif terbesar berasal dari Pajak Rokok Rp443,20 Miliar, Pajak Restoran Rp252,74 Miliar, Pajak Air Permukaan Rp144,03 Miliar dan Pajak Hotel Rp111,66 Miliar.

Untuk kinerja Pajak Non Konsumtif terbesar berasal dari Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Rp1,1 Triliuun, Bea Balik
Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) Rp785,25 Miliar, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) Rp785,25 Miliar, dan Pajak Penerangan Jalan Rp529,87 Miliar.

Sementara TKD Sulawesi Selatan s.d. 31 Oktober 2023 terealisasi sbeesar 24,96 Triliun atau sebesar 83,28% dari target.

Realisasi ini mengalami minus growth sebesar -1,54% disebabkan penurunan pada jenis Transfer Dana Desa, DAK Fisik, dan Dana Bagi Hasil yang masing-masing secara berurutan mengalami minus growth sebesar -8,01%, -28,2% dan -46,52%.

Penyaluran KUR per sektor usaha s.d. Oktober 2023 mencapai Rp11,76 Triliun, mengalami minus growth sebesar -17,7%.

Pertanian, Perburuan dan Kehutanan masih menjadi sektor usaha terbesar penyaluran KUR sebesar Rp4,98 Triliun disusul sektor usaha Perdagangan Besar dan Eceran sebesar Rp4,26 Triliun.

“Penyaluran UMi per sektor usaha s.d. Oktober 2023 mencapai Rp236,50 Miliar, mengalami growth 41,5%. Perdagangan Besar dan Eceran menjadi sektor usaha terbesar penyaluran UMi sebesar Rp233,43 Miliar disusul sektor usaha Pertanian, Perburuan dan Kehutanan sebesar Rp1,98 Miliar,” jelasnya.