RAKYAT NEWS, JAKARTA – Peluang pecahnya perang baru di wilayah Arab semakin meningkat. Baru-baru ini, dilaporkan bahwa Rusia telah mulai mengirimkan peralatan pertahanan udara dan radar canggih ke Iran setelah diminta oleh pemerintah Iran kepada Kremlin.

Informasi ini dilaporkan oleh New York Times dan dikutip oleh Times of Israel. Seorang anggota Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) serta pejabat lain telah mengonfirmasi hal ini.

“Permintaan tersebut tidak hanya telah dibuat, tetapi pengiriman telah dimulai,” muat laman itu, dikutip Selasa (6/8/2024).

Situasi ini terjadi di tengah kekhawatiran di Timur Tengah akan kemungkinan serangan langsung Iran terhadap Israel sebagai balasan atas kematian pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran pada tanggal 31 Juli.

Iran telah mengatakan bahwa Israel harus “diadili” karena kematian Haniyeh dan berjanji untuk bertindak balas, menimbulkan kekhawatiran bahwa respons ini dapat membawa wilayah Timur Tengah lebih dekat ke dalam konflik bersenjata yang meluas.

Kelompok proksi Iran, Hizbullah, mengancam akan menyerang Israel dari Lebanon setelah pemimpin militernya, Fuad Shukr, tewas dalam serangan di dekat Beirut pekan lalu yang diduga dilakukan oleh Israel.

Israel menyatakan kesiapannya untuk membela diri dan akan merespons setiap agresi yang terjadi.

Menurut laporan media Ynet, dalam pertemuan pada hari Minggu, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu membahas opsi untuk melakukan serangan terlebih dahulu terhadap Iran guna mencegah serangan yang akan datang sedangkan Menteri Pertahanan Yoav Gallant mengatakan bahwa negara tersebut harus bersiap untuk merespons dengan cepat jika terjadi serangan dari Iran.

Meskipun begitu, laporan dari Times tidak memberikan rincian mengenai peralatan apa yang diminta Iran dari Rusia atau yang telah dikirim. Sebelumnya, Iran telah mengoperasikan beberapa sistem pertahanan udara S-300 buatan Rusia, walaupun kini Rusia memiliki sistem S-400 yang lebih canggih.

Penting untuk dicatat bahwa pada bulan April, Iran melancarkan serangan langsung yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel sebagai balasan atas kematian seorang komandan senior Angkatan Darat dalam serangan di Suriah yang diduga dilancarkan oleh Israel.

Ratusan rudal dan pesawat nirawak hampir seluruhnya dicegat oleh sistem pertahanan udara Israel yang bekerja sama dengan Amerika Serikat, sejumlah sekutu, dan negara-negara Arab di wilayah tersebut.

Pada saat itu, Israel juga merespons dengan menyerang sistem S-300 yang terletak dekat dengan fasilitas nuklir Iran. Meskipun Israel tidak mengonfirmasi tindakan tersebut.

Laporan dari Times muncul saat pejabat Rusia diterima oleh media pemerintah Iran. Presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian, berkomitmen untuk memperluas hubungan dengan Rusia dan menyebutnya sebagai “mitra strategis.

“Rusia adalah salah satu negara yang telah mendukung bangsa Iran selama masa-masa sulit,” kata Pezeshkian kepada Sergei Shoigu, sekretaris dewan keamanan Rusia, media pemerintah Iran melaporkan.