RAKYAT NEWS, JAKARTA – Dalam upaya diplomasi, Rusia dan Amerika Serikat membujuk Iran untuk membatalkan rencana serangan balasan ke Israel setelah pemimpin Hamas tewas di Teheran.

Sumber-sumber dari Iran mengungkapkan bahwa Presiden Rusia, Vladimir Putin, meminta Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, untuk merespons situasi tersebut dengan kepala dingin. Putin juga menyarankan agar Iran tidak menyerang warga sipil Israel.

Pesan tersebut disampaikan saat delegasi Rusia di bawah pimpinan Sekretaris Dewan Keamanan Kremlin, Sergei Shoigu, mengunjungi Iran. Dalam pertemuan tersebut, pejabat Iran juga mengajukan permintaan untuk pengiriman jet tempur Sukhoi Su-35 oleh Rusia.

Selain kunjungan Shoigu, Rusia juga menggunakan berbagai pendekatan lainnya untuk meminta Iran untuk menahan diri dalam merespons situasi tersebut. Banyak pihak menyatakan bahwa Timur Tengah bisa saja menghadapi konflik besar menyusul kematian Haniyeh.

Di sisi lain dunia, Amerika Serikat juga turut berperan serta dalam membujuk Iran agar menanggapi situasi tersebut dengan penuh kewajaran atau bahkan tidak menanggapi sama sekali.

Seorang pejabat senior AS yang fokus pada isu Timur Tengah mengungkapkan bahwa Washington berusaha semaksimal mungkin dalam menangani situasi tersebut terkait Iran.

“Untuk mencegah semua pihak pergi ke tempat yang tak bisa mereka tinggalkan,” kata pejabat itu, dikutip New Arab, Selasa (6/8).

Pejabat tersebut juga menyatakan bahwa negara-negara lain di kawasan Timur Tengah dan Eropa juga harus turut serta berperan aktif.

Pihak Iran sudah memberikan peringatan kepada pihak asing bahwa mereka akan merespons tindakan pembunuhan Haniyeh dengan tindakan tegas.

Pada akhir pekan, Menteri Luar Negeri AS, Anthony Blinken, mengadakan konferensi video dengan para pejabat negara anggota G7. Upaya tersebut diharapkan dapat menciptakan tekanan diplomatik internasional terhadap Iran.

YouTube player