Dengan mengedukasi diri dan pemuda lainnya mengenai pentingnya verifikasi informasi, karena hal itu kita dapat membantu menjaga kualitas informasi yang beredar di masyarakat.

Di era modern ini, banyak pemilih muda di Kabupaten Bone yang masih merasa apathetic dan skeptis terhadap sistem politik yang ada. Hal ini terlihat dari rendahnya tingkat partisipasi mereka dalam pemilu.

Menurut hemat saya hal itu terjadi karena adanya ketidakpuasan dan kurangnya kepercayaan terhadap politik yang sering dianggap tidak memberikan dampak nyata bagi kehidupan mereka.

Sikap apatis ini tidak muncul begitu saja; berbagai faktor mempengaruhinya, Salah satunya adalah kurangnya pendidikan politik yang memadai.

Banyak pemuda yang tidak memahami proses pemilu, hak-hak mereka sebagai pemilih, dan bagaimana suara mereka dapat mempengaruhi kebijakan publik.

Selain itu, pengalaman negatif terhadap praktik politik, seperti korupsi dan ketidakadilan, juga membuat mereka skeptis. Mereka merasa bahwa suara mereka tidak akan didengar, sehingga memilih untuk tidak berpartisipasi.

Keterlibatan pemuda dalam proses demokrasi bukan hanya tanggung jawab mereka sendiri, tetapi juga tugas bersama.

Masyarakat, pemerintah, dan organisasi mahasiswa/kedaerahan seperti KEPMI Bone perlu berkolaborasi untuk menciptakan lingkungan yang mendukung partisipasi aktif.

Dengan pendekatan yang tepat, kita dapat membangkitkan minat pemilih muda dan menjadikan mereka sebagai agen perubahan yang siap berkontribusi dalam pembangunan daerah.

Dalam rangka menciptakan lingkungan yang dapat mendukung partisipasi aktif pemuda, saya merasa bahwa penting pula untuk menyediakan ruang-ruang dialog antara Pihak Penyelenggara pilkada, Pemerintah daerah dengan masyarakat.

Kami berencana menyelenggarakan forum “Dialog Pemuda/Diskusi Demokrasi” di Kecamatan Bengo. Forum tersebut juga dapat disiarkan secara langsung melalui media sosial agar masyarakat yang tidak dapat hadir tetap dapat mengikuti. Keterlibatan langsung ini akan menciptakan proses pilkada akan lebih inklusif.