“Saya memandang pertemuan ini fundamental dalam menyusun langkah-langkah yang diperlukan untuk mewujudkan perdamaian dunia,” kata Yaqut.

“Presiden Macron menyambut salam dari Presiden Jokowi dengan gembira. Dia mengatakan bahwa dirinya dengan Presiden Jokowi bersahabat baik. Presiden Macron juga menyampaikan optimismenya bahwa Indonesia dan Prancis bisa saling menggali persamaan untuk berkontribusi pada perdamaian dunia,” sambungnya.

Yaqut menyebut Macron sebagai pembicara utama dalam Pembukaan Pertemuan Internasional untuk Perdamaian ini.

Menurut Yaqut, Macron menyoroti pentingnya peran agama dalam upaya merumuskan kembali manusia di tengah dehumanisasi, terutama yang terjadi di Jalur Gaza.

Macron juga menegaskan perlunya kesadaran bahwa dunia ini adalah tempat yang harus ditinggali bersama.

Delapan panelis dalam sesi pembukaan juga setuju dengan Macron tentang peran penting agama dalam mencapai perdamaian.

Para panelis yang mewakili agama seperti Islam, Yahudi, Katolik, dan Anglikan serta pemerintah, sepakat bahwa agama punya peran dalam membangun dialog untuk saling mendengar dan memahami.

Pertemuan internasional ‘Imagine Peace’ ini dihadiri oleh ribuan peserta dari berbagai negara, termasuk perwakilan pemerintah dan aktivis perdamaian dari organisasi masyarakat.

Selain Menteri Agama, Indonesia diwakili oleh Abdul Mu’ti, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, KH Marsudi Syuhud dari MUI, Khamid Anik Khamim Tohari dari ICRP dan Din Syamsuddin yang mewakili Pusat Dialog dan Kerja Sama Masyarakat Sipil.

Selama tiga hari, mereka membahas isu-isu seperti perdamaian dunia, humanisme, kebijakan migran, tantangan demokrasi, dan peran agama dalam menjawab berbagai masalah.

Sebagai negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar kedua di dunia, Indonesia memberikan kontribusi berarti dalam forum ini.