Kementerian Kesehatan Lebanon mencatat bahwa lebih dari 1.000 warganya tewas dan 6.000 lainnya terluka dalam dua minggu terakhir, namun tidak merinci jumlah korban yang merupakan warga sipil.

Pemerintah Lebanon juga melaporkan bahwa satu juta orang, atau seperlima populasi negara itu, telah mengungsi dari rumah mereka.

Intensitas serangan Israel selama dua minggu terakhir menyebabkan beberapa pejabat tinggi Hizbullah tewas, termasuk pemimpin mereka Sayyed Hassan Nasrallah.

Israel bertekad untuk terus melancarkan serangan demi mengamankan kembali wilayah utara yang dihuni oleh penduduk yang terpaksa mengungsi akibat serangan roket Hizbullah.

Pesawat tak berawak Israel terus terlihat mengudara di atas Beirut sepanjang hari sebelum ledakan keras dari serangan udara baru terdengar di sekitar ibu kota Lebanon. Keluarga pengungsi menghabiskan malam di Teluk Zaitunay, sekelompok restoran dan kafe di tepi laut Beirut.

Banyak serangan Israel dilancarkan di selatan Lebanon, wilayah di mana Hizbullah mendominasi sebagian besar operasinya, demikian juga di pinggiran selatan Beirut.

Serangan di distrik Kola pada hari Senin tampaknya merupakan serangan pertama di dalam batas kota Beirut. Penduduk Suriah yang mengungsi dari serangan Israel di selatan Lebanon dilaporkan telah bermalam di bawah jembatan di lingkungan tersebut selama beberapa hari.

Amerika Serikat telah memperjuangkan penyelesaian diplomatik untuk konflik di Lebanon, namun juga meningkatkan kehadiran militer di wilayah tersebut.