“Dengan adanya PFI Chapter Makassar, diharapkan akan terjalin kemitraan yang lebih erat dan kolaborasi yang lebih intensif dalam mengatasi isu-isu strategis, serta menjadi platform bagi anggota PFI dan mitra-mitra lainnya untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan sumber daya dalam rangka meningkatkan dampak sosial dari program-program filantropi yang ada di Sulawesi Selatan,” tambahnya.

Secara geografis dan demografis, Sulawesi Selatan memiliki keunikan tersendiri yang menuntut pendekatan filantropi yang responsif terhadap kebutuhan lokal. PFI melihat pentingnya kehadiran di wilayah ini melalui pembentukan Chapter yang berperan sebagai penghubung antara berbagai pemangku kepentingan.

Rizal menegaskan bahwa peluncuran PFI Chapter Makassar bukan hanya sebagai acara seremonial, melainkan juga sebagai simbol komitmen PFI untuk terus memperluas jaringan, mendorong kolaborasi, dan meningkatkan efektivitas gerakan filantropi di Indonesia.

Harapannya, inisiatif ini dapat menginspirasi provinsi lain untuk mengembangkan pendekatan filantropi yang lebih strategis sesuai dengan kebutuhan daerah masing-masing.

Mohammad Zuhair, yang mewakili Yayasan Hadji Kalla sebagai tuan rumah kegiatan, menyatakan bahwa pembukaan cabang PFI di Makassar merupakan hasil persiapan dan perencanaan yang matang yang didukung oleh Yayasan Hadji Kalla.

“Lembaga kami telah menikmati beragam manfaat dengan aktif berjejaring dan mengikuti beragam kegiatan yang dilakukan oleh PFI untuk anggota-anggotanya. Sehingga diharapkan ke depan, adanya chapter di Makassar ini akan mempermudah para aktor filantropis lokal merasakan manfaat serupa ke depan,” ujar Zuhair.

Pada acara PTL ke-17, turut hadir narasumber terkemuka dalam bidang filantropi, antara lain Andi Bakti Haruni dari Badan Perencanaan, Pembangunan, Penelitian dan Pembangunan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, Timotheus Lesmana Wanadjaja dari Dewan Penasihat PFI, dan Muhammad Yusri Zamhuri dari SDGs Center Universitas Hasanuddin. Diskusi dimoderatori oleh Leonardy Sambo dari Yayasan INANTA.