RAKYAT NEWS – Ketika membahas soal makanan laut, ikan fugu atau ikan buntal sering menjadi sorotan. Di pesisir Bitung, konsumsi ikan laut menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Namun, tidak semua jenis ikan laut aman dikonsumsi, terutama jika diolah tanpa prosedur yang tepat. Ikan fugu, yang terkenal dengan potensi racun mematikannya, menjadi salah satu contoh ikan yang memerlukan penanganan khusus.

Risiko keracunan dari ikan ini bukan hanya teori, tetapi realita yang harus diwaspadai. Di sinilah peran penting PAFI Bitung muncul, mengedukasi masyarakat dan tenaga kesehatan tentang bahaya dan keamanan konsumsi ikan laut.

PAFI (Persatuan Ahli Farmasi Indonesia) Bitung berkomitmen untuk membekali masyarakat dengan pengetahuan yang diperlukan agar dapat memilih, mengolah, dan mengonsumsi makanan laut dengan aman.

Melalui berbagai seminar dan pelatihan, mereka memberikan pemahaman mendalam terkait jenis-jenis ikan yang mengandung toksin serta cara menghindari efek samping berbahaya dari konsumsi ikan yang salah pengolahan. Untuk informasi lebih lanjut mengenai kegiatan ini, kamu bisa mengunjungi situs mereka di pcpafibitung.org.

Mengapa Ikan Fugu Berbahaya?

Ikan fugu atau ikan buntal mengandung racun tetrodotoksin, zat yang dapat menyebabkan kelumpuhan otot bahkan kematian bila dikonsumsi dalam jumlah berlebihan. Tetrodotoksin ini sangat berbahaya karena tidak bisa dihancurkan dengan pemanasan atau pengolahan makanan biasa. Artinya, teknik memasak yang salah tidak akan menurunkan tingkat toksisitas ikan ini, yang membuatnya tetap berisiko bagi konsumen. Racun ini bekerja dengan cara memblokir saluran ion natrium di tubuh, menyebabkan kelumpuhan otot dan akhirnya menghentikan fungsi pernapasan.

Banyak orang yang tidak mengetahui bahaya ikan fugu atau percaya bahwa pemasakan biasa dapat menghilangkan racun dari ikan ini. Padahal, risiko keracunan sangat tinggi. PAFI Bitung mendorong masyarakat dan tenaga kesehatan untuk lebih sadar akan bahaya ini, terutama di daerah pesisir seperti Bitung di mana ikan buntal bisa jadi mudah ditemukan.

Jenis-jenis Ikan Laut yang Berpotensi Beracun

Tidak hanya ikan fugu, ada juga beberapa jenis ikan laut lain yang berpotensi beracun. Ikan kerapu, ikan barakuda, atau beberapa jenis kerang juga berisiko mengandung toksin alami, terutama jika ditangkap di perairan yang terkontaminasi atau pada musim tertentu. PAFI Bitung membantu masyarakat mengenali jenis-jenis ikan ini dan memberikan informasi mengenai kapan waktu yang aman untuk dikonsumsi.

Selain itu, beberapa ikan laut dapat menyebabkan keracunan scombroid. Ini terjadi akibat penumpukan histamin pada daging ikan seperti tuna, makarel, atau cakalang, terutama bila ikan tidak disimpan atau diolah dengan baik. Konsumsi ikan dengan histamin berlebih dapat menimbulkan reaksi alergi seperti kulit kemerahan, mual, muntah, dan pusing.

Cara Mengolah Ikan Laut dengan Aman

PAFI Bitung memberikan beberapa tips penting dalam mengolah ikan laut yang aman. Mereka mengajarkan bahwa kebersihan menjadi faktor utama, mulai dari penyimpanan hingga pengolahan. Berikut beberapa langkah yang dianjurkan:

  1. Pilih ikan yang segar: Pastikan daging ikan tidak berubah warna dan memiliki aroma yang segar.
  2. Hindari ikan yang mengeluarkan aroma amoniak: Ikan yang sudah mulai membusuk akan mengeluarkan bau amoniak yang menyengat.
  3. Simpan pada suhu yang tepat: Ikan laut harus disimpan di suhu dingin (di bawah 5°C) untuk menghindari pertumbuhan bakteri atau penumpukan histamin.
  4. Hindari konsumsi bagian organ dalam ikan tertentu: Organ seperti hati dan usus pada ikan buntal mengandung racun yang tinggi. Sebaiknya bagian ini tidak dikonsumsi, terutama bila tidak diolah dengan benar.
  5. Masak hingga matang sempurna: Meskipun beberapa racun tidak bisa dihilangkan dengan pemasakan, memasak hingga matang sempurna tetap disarankan untuk mengurangi risiko kontaminasi bakteri.

Tanda dan Gejala Keracunan Makanan Laut

PAFI Bitung juga mengedukasi masyarakat untuk bisa mengenali gejala awal keracunan makanan laut. Ini penting agar masyarakat bisa segera mencari pertolongan medis jika mengalami gejala berikut:

  • Kesemutan pada bibir dan lidah: Gejala ini sering muncul pertama kali pada keracunan ikan fugu.
  • Kesulitan bernapas dan lemah otot: Jika terjadi kelumpuhan otot, segera cari bantuan medis karena ini adalah tanda keracunan parah.
  • Mual, muntah, dan diare: Keracunan makanan laut lainnya seperti scombroid juga dapat menyebabkan gangguan pencernaan.
  • Reaksi alergi kulit: Gatal-gatal dan kemerahan pada kulit bisa menjadi tanda tubuh bereaksi terhadap racun atau histamin pada ikan.

Peran Edukasi PAFI Bitung dalam Keamanan Pangan Laut

Sebagai organisasi yang peduli pada keamanan pangan, PAFI Bitung berupaya membangun kesadaran dan keterampilan di kalangan masyarakat tentang cara mengonsumsi pangan laut dengan aman. Edukasi ini tidak hanya ditujukan kepada masyarakat umum, tapi juga kepada mahasiswa farmasi dan tenaga kesehatan lainnya yang berada di garis depan dalam memberikan pengetahuan pada masyarakat. PAFI Bitung berharap langkah ini dapat mencegah insiden keracunan makanan laut yang sering kali disebabkan oleh kurangnya pengetahuan akan bahaya yang mengintai.

Melalui program edukasi seperti ini, PAFI Bitung menunjukkan komitmennya dalam memastikan masyarakat Bitung dan sekitarnya dapat menikmati hasil laut dengan aman dan bertanggung jawab.