RAKYAT NEWS, WASHINGTON DC – Sebuah seruan mogok seks yang terinspirasi oleh gerakan 4B yang sedang populer di Korea Selatan, kini sedang menyebar di kalangan wanita di Amerika Serikat setelah Donald Trump memenangkan pilpres pekan ini.

Seruan semacam ini yang semakin menjadi tren di media sosial, dipandang sebagai ekspresi kekecewaan wanita di AS terhadap hasil pemilu, di mana hak reproduksi perempuan dianggap terancam di bawah pemerintahan Trump yang berusaha membatasi akses aborsi di negara tersebut.

Pemilihan Trump yang didukung oleh Partai Republik konservatif telah memicu lonjakan aktivitas di media sosial dan minat penelusuran internet terkait gerakan feminis 4B dari Korea Selatan.

Gerakan 4B ini mengajak perempuan untuk tidak berkencan, tidak berhubungan seks, tidak memiliki anak, dan tidak menikah dengan pria.

Di platform media sosial TikTok, banyak wanita di AS yang kecewa dengan hasil pemilu telah membagikan video yang menyatakan niat mereka untuk ikut dalam tren versi mereka sendiri dari gerakan 4B.

“Girls, saatnya memboikot semua laki-laki! Anda kehilangan hak Anda, dan mereka kehilangan hak mereka untuk membuat kita kecewa! Gerakan 4B dimulai sekarang!” cetus seorang kreator TikTok dalam video yang sudah ditonton 3,4 juta kali.

Lebih dari 200.000 orang mencari informasi tentang “gerakan 4B” di Google pada Rabu (6/11) waktu setempat, membuat kata tersebut menjadi topik yang sedang tren di mesin pencari online. Seruan serupa juga ramai di media sosial X.

“Ladies, kita perlu mulai mempertimbangkan gerakan 4B seperti yang dilakukan perempuan di Korea Selatan dan membuat Amerika mengalami penurunan angka kelahiran yang sangat tajam,” cetus seorang pengguna X bernama @lalisasaura, yang menggambarkan misandrist.

Gerakan 4B pertama kali muncul di Korea Selatan pada tahun 2018 selama periode di mana gerakan #MeToo sedang hangat. Gerakan ini dianggap sebagai cara bagi perempuan Korea Selatan untuk menyuarakan penolakan terhadap misogini, diskriminasi gender, dan kekerasan terhadap perempuan.

Minat baru dalam gerakan 4B melejit setelah pemilu AS selesai, di mana isu gender memiliki peran sentral. Bagi banyak wanita di Amerika Serikat, kemenangan Trump menandakan bahwa hak reproduksi mereka semakin terancam.

Sarah Liu, seorang dosen senior gender dan politik di Universitas Edinburgh, Inggris, mengamati bahwa partisipasi wanita di AS dalam gerakan 4B, termasuk seruan mogok seks, dipengaruhi oleh posisi dan akses mereka terhadap sumber daya.

“Fakta bahwa begitu banyak wanita AS mencari gerakan 4B di Google dan ingin melakukan strategi ini menunjukkan kepada Anda bagaimana tidak bersahabatnya lingkungan yang ditinggali wanita Amerika saat ini. Terpilihnya Trump menjadi peringatan bagi banyak wanita di AS bahwa patriarki masih hidup dan berkembang di tanah air mereka,” sebutnya.

“Oleh karena itu, penerapan strategi kreatif ini (meskipun mogok seks bukan hal baru) bisa memungkinkan wanita Amerika menjadi bagian dari gerakan global di mana para wanita (muda) secara diam-diam berhenti melakukan hubungan seks sebagai bagian dari tren ‘boysober’,” ujar Liu dalam analisisnya.

“Dengan banyaknya metode protes, gerakan 4B tampaknya merupakan salah satu strategi utama untuk menolak ekspektasi gender yang dibebankan pada perempuan, terutama karena gerakan ini berpusat pada kemampuan reproduksi perempuan dan ekspektasi gender terhadap hubungan heteroseksual. Namun, gerakan ini bisa menimbulkan reaksi balasan dan lebih banyak antagonisme terhadap feminisme dari laki-laki,” imbuhnya.

Seperti dilaporkan Newsweek, mogok seks telah terjadi di banyak negara di seluruh dunia termasuk Kolombia, Kenya, Liberia, Italia, Filipina, Sudan Selatan, dan Togo.

YouTube player