Makassar, Rakyat News – Berbeda pilihan jelang Pilwalkot Makassar ternyata bisa menimbulkan konflik antar sesama masyarakat.

Bahkan parahnya lagi, sudah sampai ke arah teror dan ancaman terhadap keselamatan seseorang.

Hal inilah yang dialami Ketua RT 01 RW 01 Kelurahan Banta-Bantaeng, Muhammad Ashar.

Ia mendapat ancaman dari oknum yang tak bertanggung jawab gegara fotonya bersama kader NasDem beberapa waktu lalu dengan fose mengangkat satu jari beredar luas di group WhatsApp GR2M yang dihuni para RT/RW se Kota Makassar.

Atas ancaman itu, Ashar berinisiatif melaporkan kasus tersebut ke Polrestabes Makassar, Senin (15/1/2018).

Ashar datang di Polrestabes Makassar didampingi tiga pengacaranya untuk mengadukan ancaman teror tersebut ke bagian SPKT Polrestabes.

Sejumlah keterangan beserta bukti ancaman yang ia peroleh diserahkan kepada petugas SPKT.

Adapun barang bukti yang diserahkan diantaranya yakni Print-out Screenshoot dari group whatsapp Gerakan RT/RW Makassar (G2RM).

Salah satu kuasa hukum korban, Muhammad Al Jebra, mengatakan bahwa kliennya melaporkan hal itu lantaran merasa terancam dan butuh perlindungan hukum.

“Selain itu pelaporan tersebut juga didasari adanya indikasi dugaan tindak pidana berupa pengancaman dan pelanggaran Undang-Undang ITE, yang dilakukan pendukung pasangan DIAmi” tegasnya.

Ia lanjut menerangkan jika atas kejadian tersebut pihaknya meminta Kepolisian mengusut dan memproses dugaan tindak pidana pengancaman dan pelanggaran Undang-Undang ITE hingga tuntas.

Sebelumnya Ketua RT 01 Kelurahan Banta-Bantaeng, Kecamatan Rappocini Andi Ashar mendapat ancaman teror dari oknum pendukung pasangan Danny Pomanto-Indira Mulyasari Paramastuti.

Ashar diteror lantaran diduga tidak pro terhadap paket DIAmi di Pilkada Makassar tahun ini. 

Teror itu muncul setelah foto bergambar dirinya yang dilingkari garis merah dengan fose mengangkat satu jari beredar luas di group WhatsApp “GR2M” yang dihuni para ketua RT/RW se Kota Makassar.