Loh juga menambahkan bahwa investigasi terkait korupsi di militer sudah lama terjadi karena adanya hubungan historis antara dunia bisnis dan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA).

Pemerintah di bawah Presiden Xi Jinping telah meningkatkan tindakan keras terhadap korupsi di lingkungan militer dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan, Xi baru-baru ini memerintahkan militer untuk memperkuat kesiapan tempur sekaligus memberantas korupsi.

“Jika penyelidikan korupsi terhadap Dong Jun benar, maka wajar jika orang akan mempertanyakan apakah itu akan mengikis moral dan apakah itu akan memengaruhi kemampuan tempur PLA,” kata Loh lagi.

Victor Shih, seorang pakar politik elit China, menilai bahwa Dong Jun mungkin memiliki kewenangan besar dalam pengadaan militer, termasuk pengelolaan dana puluhan miliar yuan selama masa jabatannya di Angkatan Laut.

Ia mengungkapkan bahwa kompetisi ketat untuk mendapatkan posisi tinggi di militer dapat memicu tuduhan timbal balik di antara perwira, yang sering kali berujung pada penangkapan, pengangkatan baru, dan siklus tuduhan yang terus berulang.

Sementara itu, Benjamin Ho dari program China di Sekolah Studi Internasional S. Rajaratnam, Singapura, menyebut ada beberapa kemungkinan terkait penyelidikan terhadap Dong Jun.

Ia bisa saja menjadi korban pemeriksaan yang tidak akurat atau terseret dalam skandal tertentu.

“Masalahnya adalah persaingan untuk posisi puncak begitu ketat sehingga mungkin ada beberapa tuduhan timbal balik antara perwira, yang akan menyebabkan siklus penangkapan, pengangkatan baru, dan tuduhan yang tak ada habisnya,” katanya.

Dengan langkah keras Presiden Xi terhadap korupsi militer, kasus Dong Jun akan menjadi ujian besar bagi komitmen China dalam memperkuat integritas institusi militer dan menjaga stabilitas politiknya.

“Bisa juga ada masalah politik di luar sana yang dalam kasus ini entah bagaimana Dong Jun harus menanggung akibatnya,” tambahnya.

YouTube player