RAKYAT NEWS, JAKARTA – Pengamat Transportasi, Djoko Setijowarno menyatakan bahwa program mudik gratis untuk sepeda motor saat ini dianggap kurang efektif dalam mengatasi kemacetan lalu lintas.

Sebelumnya, berdasarkan informasi yang diperoleh, Kementerian Perhubungan telah menyiapkan dua truk pengangkut motor dengan rute Jakarta-Solo dan Jakarta-Yogyakarta untuk pengguna sepeda motor.

Djoko menyarankan agar lebih baik untuk meningkatkan penyediaan bus gratis sebagai solusi untuk mengurangi kemacetan.

“Saat Nataru penggunaan sepeda motor perjalanan jarak jauh tidak sebanyak Musim Lebaran,” imbuhnya.

Djoko juga mencatat bahwa jumlah sepeda motor di masyarakat sangat tinggi, hampir setiap rumah memiliki sepeda motor, bahkan ada yang memiliki lebih dari satu unit.

Berdasarkan data yang diketahui Djoko, terdapat 164.136.793 kendaraan bermotor di Indonesia, dimana sepeda motor mendominasi dengan 137.350.299 unit (83,68 persen).

Sementara mobil penumpang berjumlah 20.122.177 unit (12,26 persen), mobil barang 6.197.110 unit (3,78 persen), bus 285.957 unit (0,17 persen), dan kendaraan khusus 16.413 unit (0,11 persen).

“Program mudik gratis menggunakan bus tidak hanya terkonsentrasi di Pulau Jawa, namun berilah bantuan bus gratis ke Pulau Sumatera, terutama ke setiap kota/kabupaten di Provinsi Lampung,” pungkas dia.

“Tujuannya mengurangi penggunaan sepeda motor menyeberang kapal dan pemerataan. Saat menunggu masuk kapal penyeberangan, antrian sepeda motor bisa mencapai 1 km lebih di malam hari. Sudah saatnya mudik gratis diarahkan ke Lampung,” ungkap Djoko.

Selain itu, Djoko berpendapat bahwa program mudik gratis bagi sepeda motor di Pulau Jawa sudah tidak lagi diperlukan, sebab rata-rata setiap rumah tangga sudah memiliki sepeda motor dan jarak tempuh dari stasiun atau terminal bus ke tujuan masih dapat dijangkau dengan menggunakan moda transportasi lain yang cukup tersedia di Jawa.