Kongres Pemuda Sulawesi Selatan : Ruang Anak Muda Bersuara untuk Indonesia Emas 2045
Tak sekadar menjadi tempat berbicara dan bertukar gagasan, kongres ini mengajak pemuda untuk beraksi, membuktikan bahwa mereka adalah penggerak perubahan di Sulawesi Selatan.
“Harapan kepada pemuda untuk lebih berperan dalam pembangunan daerah maupun pembangunan nasional adalah tepat adanya, karena pada hakikatnya pemuda adalah pemilik masa depan. Untuk itu, pemerintah harus berkolaborasi multipihak bersama pemuda dalam mewujudkan target-target pembangunan jangka menengah sebagai landasan pencapaian target pembangunan jangka panjang 2045 yaitu terwujudnya Indonesia Emas yang bercirikan kemajuan dan kesejahteraan yang makin tinggi, serta kiprah bangsa indonesia yang lebih kuat dalam kancah global,” tutur Kepala Bappelitbangda Provinsi Sulawesi Selatan, Setiawan Aswad.
Melalui Kongres Pemuda Sulawesi Selatan, diharapkan muncul generasi muda yang tidak hanya berdaya dalam menyuarakan aspirasi, tetapi juga berkontribusi langsung dalam menciptakan kebijakan dan program nan inklusif. Kolaborasi yang terjalin selama acara ini diyakini akan menjadi pondasi bagi pembangunan yang lebih baik.
“Saya berharap kongres ini harus menjadi langkah awal untuk pemuda Sulawesi Selatan menjadi motor penggerak pembangunan daerah, melalui ide-ide inovatif dan aksi nyata yang berdampak luas. Dengan semangat dan komitmen yang kuat, saya sangat berharap kongres ini tidak hanya menghasilkan wacana, tetapi juga aksi nyata yang bermanfaat bagi masyarakat dan masa depan Sulawesi Selatan,” ungkap Pelaksana Tugas Kepala Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Selatan, Dewi Pridayanti.
Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, Kongres Pemuda Sulawesi Selatan yakin bisa memberi sumbangsih dalam perjalanan pemuda untuk mewujudkan cita-cita bersama, yakni mewujudkan Indonesia Emas 2045 tepat seabad setelah lepas dari penjajahan.
Kongres Pemuda Sulawesi Selatan ini diselenggarakan oleh Rumah Budaya Rumata’ – Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Selatan. Turut serta menjadi pendukung yakni Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan, Botnar Foundation, Yayasan Kalla, Tanoto Foundation, Think Policy Indonesia, American Corner Makassar, BBGP Sulawesi Selatan, serta Co-Inisiator Komunitas di antaranya Kotata.id, Antropos Indonesia, Kopsling Sulsel, The Floating School, Aksi Indonesia Muda.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan