RAKYAT.NEWS, GOWA – Annar Salahuddin Sampetoding mendatangi Mapolres Gowa setelah diduga terlibat kasus uang palsu di UIN Alauddin Makassar, Kamis (26/12/2024) malam.

Melansir Herald Sulsel, Annar mengenakan kaus putih dan topi hitam sambil ditemani dua pengacara. Pengusaha terkenal ini menjalani pemeriksaan terkait kasus tersebut.

Kronologi kasus dimulai dari kegiatan mencurigakan tersangka yang mendistribusikan uang palsu pecahan Rp100 ribu, yang diperoleh dari Andi Ibrahim, seorang dosen dan Kepala Perpustakaan UIN Alauddin.

Andi Ibrahim mendapat uang palsu itu dari Syahruna, yang mencetaknya di rumahnya di Jalan Sunu, yang merupakan milik Annar Sampetoding.

Penemuan mesin cetak uang palsu senilai Rp600 juta di Perpustakaan UIN Alauddin menguatkan bukti. Mesin itu dibeli melalui perantara John Biliater Panjaitan, dan polisi menetapkan 17 tersangka dengan peran yang beragam.

Annar Sampetoding, yang merupakan komisaris Sulwood Group dan Siner Group, memiliki latar belakang bisnis keluarga yang solid. Ayahnya, Jacob Sampetoding, adalah pendiri PT Perto, perusahaan tambang nikel yang saat ini menjadi PT Aneka Tambang Tbk.

Namun, keterlibatan Annar dalam kasus ini menimbulkan pertanyaan tentang etika bisnis dan tanggung jawab sosial. Apakah kekuasaan dan kekayaan bisa menyelamatkan tindakan ilegal?

Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak, menegaskan komitmennya untuk menyelidiki kasus ini secara menyeluruh.

“Kita tidak akan membiarkan kasus ini berlalu begitu saja,” tegasnya.

Sementara itu, Annar Sampetoding masih dalam tahap pemeriksaan. Apakah dia akan membantu mengungkap fakta dalam kasus ini atau memperkuat keraguan?

Sebelumnya, kasus uang palsu di UIN Alauddin Makassar telah menjadi perbincangan hangat di Sulsel dan Indonesia.

Pasalnya, kejahatan ini terjadi di salah satu kampus Islam terkemuka di Sulsel, dan 17 tersangka telah ditahan.

YouTube player