Pokmas tidak mengenakan biaya kepada anggotanya. Pungutan yang dilakukan oleh oknum seperti M adalah untuk keuntungan pribadi mereka sendiri dan bukan kebijakan resmi pokmas.

“Ada oknum yang mengambil kesempatan mencari keuntungan pribadi dengan mengumpulkan kemitraan menyambut program makan bergizi gratis tersebut dengan cara menarik iuran jaminan dari sub yang ingin bergabung, padahal di pokmas tidak menarik apa pun ke sub yang ingin bergabung,” katanya.

Pokmas mengimbau para calon mitra yang hendak bergabung untuk berhati-hati. Mereka tidak pernah melakukan kunjungan door-to-door atau mengklaim memenangkan tender dari TNI.

“Kami tidak pernah mengatakan menang tender. Jadi, (isu) yang menang tender itu bagi oknum tadi dimanfaatkan untuk menggaet, mencari sub yang bisa dijadikan korban,” kata dia.

Pokmas juga sedang mengembangkan program makan bergizi gratis dengan menjangkau berbagai kalangan termasuk UMKM dan pengusaha katering. Meskipun demikian, hingga saat ini, pokmas belum berniat melaporkan kejadian ini ke pihak berwajib.

Walaupun pokmas terkena dampak buruk dari ulah oknum, namun sudah ada komunikasi antara korban dan M untuk pengembalian uang yang telah diberikan. Kedua belah pihak masih mencoba menyelesaikan masalah ini secara internal sebelum melibatkan polisi.

“Masih internal dulu diselesaikan, karena ada iktikat baik. Korban juga meminta maaf ke pokmas, karena salah paham ternyata itu ulah oknum. Di kuitansi itu tertulis nama oknum itu sendiri,” kata dia lagi.